Buku ini menceritakan peran pasukan Inggris sebelum Bandung Lautan Api

Oleh Farah Fuadona pada 18 Maret 2016, 10:34 WIB

Bandung.merdeka.com - Kekalahan Jepang oleh pasukan Sekutu pada Perang Dunia II tidak membuat jalan kemerdekaan Republik Indonesia yang baru diproklamasikan berjalan mulus. Kedatangan Inggris dengan NICA menimbulkan gejolak termasuk di Bandung.
 
Dalam buku “Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk Kedaulatan” yang diterbitkan Bandung Heritage Society dan Balai Purbakala, Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa Barat, tampak ada mata rantai peristiwa Bandung Lautan Api dengan kedatangan pasukan Inggris ke Indonesia.
 
Berikut peran pasukan Inggris di Bandung yang dirangkum dari buku yang ditulis tim terdiri dari Ratnayu Sitaresmi, Aan Abdurachman, Ristadi Widodo Kinartojo, Ummy Latifah Widodo, dengan penyelia Suwarno Darsoprajitno.
 
Pada 15 September 1945, Armada Inggris yang membonceng Netherlands Indies Civil Administration (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda/NICA) mendarat di Tanjung Priok, Jakarta. Keterlibatan NICA dalam rombongan Inggris sebagai realisasi perjanjian Civil Affairs Agreement (CAA) Inggris dan Belanda.
 
Perjanjian itu menyebutkan, tentara Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda, urusan pemerintahan sipil akan diselenggerakan NICA. NICA akan diikutsertakan dalam proses penyerahan kembali wilayah bekas Hindia Belanda dari Jepang kepada Belanda.
 
Pasukan Inggris yang pertama kali mendarat di Bandung adalah tentara dari Recovery of Allied Prisioners of War and Internees (RAPWI) pimpinan Kapten Gray.
 
RAPWI kemudian memerintahakn para pejuang di Bandung untuk menyerahkan senjata mereka. Perintah ini menimbulkan penolakan keras dari para pejuang. Terlebih dalam pelaksanaannya, Inggris melibatkan tentara Jepang dan Belanda dalam mempreteli senjata pejuang.
 
Untuk diketahui, pasca Proklamasi Kemerdekaan, rakyat Indonesia dan pejuang larut dalam euforia pelucutan senjata Jepang. Tidak jarang aksi pelucutan senjata ini menimbulkan bentrokan dengan tentara Jepang dan sebagian warga dan tentara Belanda yang masih ada. Banyak pula tentara dan rakyat Belanda yang dijebloskan ke dalam kamp-kamp interniran.
 
Tidak hanya melucuti senjata, pasukan Inggris juga mengmbil alih tempat-tempat penting yang sudah dikuasai oleh para pejuang. Hal ini membuat para pejuang semakin marah pada Inggris.
 
“…setelah pertempuran di Heetjans, Jepang dibantu Inggris menggeledah para pejuang. Semua senjata, sampai pisau-pisau dirampas Inggris…” kata salah seorang narasumber buku Saya Pilih Mengungsi, Endang Momo.
 
Rangkuman buku Saya Pilih Mengungsi tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Bandung Lautan Api memiliki rangkaian yang panjang. Sebelum meletusnya Bandung Lautan Api, Inggris harus memberikan ultimatum hingga dua kali kepada Pemerintah RI.

Tag Terkait