Grand Hotel Preanger, hotel bintang lima rancangan Soekarno

Oleh Farah Fuadona pada 11 Maret 2016, 10:27 WIB

Bandung.merdeka.com - Grand Hotel Preanger salah satu hotel tertua di Bandung. Hotel di Jalan Asia-Afrika dan Jalan Lengkong Besar ini mulai mulai beroperasi sejak 1897. Pada 1929 hotel ini didesain ulang oleh arsitektur ternama Charles Prosper Wolf Wolf Schoemaker yang dibantu muridnya, Soekarno (Presiden RI pertama).     
 
Ketua Divisi Jaringan dan Sukarelawan Bandung Heritage, Tububagus Adi menyebutkan, di bagian bangunan Grand Preanger terdapat titel inisial “SS.” Titel ini diduga kependekan dari Schumacher-Sukarno sebagai perancang bangunan.
 
“Jadi Soekarno selain pendiri bangsa juga sebagai arsitek,” kata Adi, kepada Merdeka Bandung.
 
C.P.W. Schoemaker lahir di Desa Banyu Biru Jawa Timur pada 1882. Ia sekolah di Belanda, mengikuti pendidikan Akademi Militer Zeni Angkatan Darat Belanda. Kembali ke Hindia Belanda dengan pangkat Letnan 1905.
 
Ia diterima mengajar di Techniche Hogeschool (THS kini ITB) pada 1939. Saat mengajar di THS Soekarno yang mengambil jurusan arsitektur menjadi salah seorang muridnya. Kemudian guru dan murid ini sama-sama merancang Grand Hotel Preanger.

 
Hotel dengan gaya Indische Empire itu menjadi titik penting dalam sejarah kolonial Belanda di Bandung. Sebelum menjadi hotel, Preanger adalah toko yang menyediakan kebutuhan bagi para Preangerplanters (pemilik perkebunan) yang sering menghabiskan akhir pekannya di Bandung.
 
Namun, menurut dokumen Grand Hotel Preanger, keberadaan toko tak berjalan lama. Kemudian pengusaha Belanda, W H C  Van Deeterkom, mengubah toko menjadi hotel bernama Hotel Thiem. Hotel ini kemudian berubah menjadi Hotel Preanger.
 
Menurut Adi, selain menjadi tempat kongkow para preangerplanter yang merupakan orang-orang Eropa. Hotel Preanger biasa menggelar bursa kopi terbesar di Indonesia.
 
“Masa itu perkebunan kopi di Bandung membentang dari Jalan Setiabudi hingga Jalan Asia-Afrika. Kebun-kebun kopi berdiri di antara teh dan kina,” tutur Adi.
 
Pada 1955, Bandung dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Grand Hotel Preanger menjadi salah satu hotel tempat menginap VIP termasuk beberapa kepala negara.
 
Waktu itu Presiden Soekarno sempat bernostalgia sekaligus menunjau kesiapan penyelenggaraan KAA. Kini, Grand Hotel Preanger masih berdiri sebagai salah satu landmark Kota Bandung.