Asal usul julukan “Bandoeng Parijs van Java”
Bandung.merdeka.com - Meski sudah padat dengan pembangunan, julukan âBandoeng Parijs van Javaâ masih disematkan terhadap Kota Bandung. Julukan ini tidak lepas dari keindahan Kota Bandung di masa lalu yang diwarnai dengan banyaknya bangunan berarsitektur Eropa.
Haryoto Kunto dalam buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeleo (PT Granesia, 1985), menyebutkan sebutan âBandoeng Parijs van Javaâ muncul sekitar 1920-an di mana saat ini sudah dibangun perumahan-perumahan dengan tata letak dan gaya arsitektur Eropa.
Perumahan tersebut tersebar di Andir, Jalan Padjdjaran, Jalan Riau depan Oranjeplein (kini Taman Pramuka), Kosambi, Jalan Cihapit, sekitar Gedung Sate, dan lainnya. Di masa itu juga terdapat tradisi pasar malam tahunan Jaarbeurs yang kini menjadi bagian dari gedung Kodam III/Siliwangi.
Pasar malam Jaarbeurs menjadi arena pelesir bagi orang-orang Eropa yang tinggal di pemukiman Eropa, termasuk orang-orang Eropa yang tinggal di pegunungan.
Konon, di pasar malam itulah muncul semboyan âBandoeng Parijs van Javaâ untuk pertama kalinya. Semboyan diteriakan ayah beranak Roth & Sons, pemilik Toko Meubel dan Interior Rumah di Jalan Baraga yang juga anggota âVereeniging tot nut van Bandoeng en Omstrekenâ Perkumpulan Kesejahteraan Masyarakat Bandung dan Sekitarnya yang didirikan pada 1898.
Perkumpulan tersebut merupakan wadah yang berisi masyarakat Bandung yang bertujuan membangun Bandung. Kala itu Bandung masih berupa dusun kecil yang didominasi hutan belantara.
âKonon menurut satu sumber yang layak dipercaya, Tuan Roth, adalah orangnya yang pertama mencetuskan semboyan âBandoeng Parijs van Javaâ dalam rangka promosi barang dagangannya di Pasar Malam Tahunan Jaarbeurs di Bandung (1920),â tulis Haryoto.
Menurut sumber itu pula, lanjut Haryoto, sebutan âBandoeng Parijs van Javaâ sering dikutip oleh Tuan Bosscha (Karel Albert Rudolf Bosscha adalah pengusaha kelahiran Den Haag, Belanda 1865-1928) dalam kesempatan pidatonya di muka masyarakat Bandung. Dengan kata lain, Bosscha turut mempopulerkan julukan Bandoeng Parijs van Java.
Bosscha adalah Preangerplanter (pengusaha perkebunan), pemilik Perkebunan Teh Malabar di Pangalengan. âMinatnya yang mengesankan pada Ilmu Pengetahuan dan jiwanya yang dermawan sosiawan (philanthropis) mendudukan dirinya sebagai warga teladan kota Bandung tempo dulu,â tulis Haryoto.
Salah satu sumbangan besar Bosscha antara lain Peneropongan Bintang di Lembang dan Labolatorium Ilmu Alam di Institut Teknologi Bandung. Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Bosscha diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Kota Bandung.
Kendati demikian, Haryoto mengakui asal mula julukan tersebut masih harus dibuktikan dengan fakta lebih lanjut. Untuk membuktikannya, ia sempat berkorespondensi dengan Opa Hein Buitenweg di Den Hag, Belanda.
Buitenweg adalah tokoh yang mengetahui sejarah kota Bandung. âNamun sayang belum sempat faktanya terungkap, ia keburu almarhum. Namun siapa tahu, ada di antara anda yang tahu asal muasal sebutan Bandoeng Parijs van Java,â tulis Haryoto.
Tag Terkait
Tim ahli sebut ada 5 kriteria bangunan yang termasuk dalam cagar budaya
Datang ke museum ini yuk untuk tahu sejarah gedung sate
Ribuan peserta ikuti pawai obor Bandung Lautan Api
24 Maret, Pemkot Bandung akan gelar peringatan Bandung Lautan Api
Bandung ternyata tidak punya warisan bangunan tua
Hotel Surabaya, kompleks pemukiman orang Tionghoa masa penjajahan
Martanagara, bapak modernisasi Kota Bandung tempo dulu
Kampung Merdeka Lio dan tax amnesty zaman Bandoeng tempo doeloe
Masjid Besar Cipaganti, heritage dengan arsitektur Jawa-Eropa
Teliti naskah kuno Sunda, Unpad kerja sama dengan kampus dari Perancis