Tiga wanita Bandung panjat gunung tertinggi di Amerika Selatan
Bandung.merdeka.com - Tiga mahasiswi Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung siap berangkat mendaki puncak Gunung Aconcagua, Argentina. Aconcagua merupakan gunung tertinggi di Amerika Selatan sekaligus gunung tertinggi kedua di dunia setelah Everest, Nepal.
Tiga wanita ini tergabung dalam Tim Women of Indonesiaâs Seven Summits Expedition (Wissemu) Mahitala Unpar. Mereka adalah Fransiska Dimitri Inkiriwang (22), Mathilda Dwi Lestari (22), Dian Indah Crolina (20).
Tim Publikasi Wissemu Alfons Yoshio mengatakan, ketiganya adalah mahasiswa aktif di Unpar. Mereka akan berada di Argentina sekitar tiga minggu, Senin 11 Januari 2016 hingga 5 Februari 2016.
Alfons menjelaskan, waktu pendakian cukup panjang mengingat rute perjalanan yang menantang. âRute perjalanan dan ketinggian gunung cukup drastis membuat perjalanan ini membutuhkan waktu cukup lama,â jelasnya, kepada Merdeka Bandung.
Pendakian ini bagian dari misi menuju tujuh puncak gunung tertinggi dunia (seven summits) Tim Wissemu sejak Agustus 2014. Sebelumnya, Fransiska, Mathilda, dan Dian berhasil mengibarkan bendera merah putih di tiga puncak gunung yang menjadi bagian dari seven summits dunia.
Tiga gunung itu yakni, Gunung Cerstenz Pyramid (4.884 mpdl) Papua, Indonesia, Agustus 2014; Gunung Elbrus (5.642 mpdl) Rusia dan Gunung Kilimanjaro (5.895 mpdl) Tanzania, Afrika pada Mei 2015.
Kini, ada empat gunung lagi yang harus didaki, salah satunya Aconcagua. âTim sudah bersiap melanjutkan petualangannya ke Aconcagua di Benua Amerika Selatan dan puncak tertinggi kedua dalam rangkaain seven Summits setelah Gunung Everest,â terang Alfons.
Sementara tiga gunung lagi adalah McKinley/Denali (6194 mpdl) di Alaska-Amerika Utara, Vinson (4.897 mpdl) di Elisworth Range-Antartika, dan Gunung Everest (8.850 mpdl) di Nepal-Asia.
Alfons menambahkan, misi ini mendapat dukungan penuh dari kampus Unpar. Mahitala, kata dia, adalah bagian dari unit kegiatan mahasiswa Unpar. âMahitala senantiasa selalu dibantu dan didukung dalam melakukan ekspedisi ini,â katanya.
Tag Terkait
Khoiruddin, doktor tercepat dari ITB dengan 36 publikasi scopus
Keren! mahasiswa ITB ciptakan smart CCTV yang bisa kenali wajah penyusup
Brotherhood Til Jannah dan kisah mantan anggota geng motor hijrah di Bandung
Kampung toleransi ini jadi bukti keharmonisan antar umat beragama di Bandung
Keren! Jam bambu bikinan Indonesia Bamboo Community tembus hingga ke Brazil
Lelah jadi karyawan, Bobby keluar dan sukses bisnis laundry sepatu
Belajar dari Imat, pria difabel sukses budidayakan daung bawang
Kisah inspiratif para mantan napi rintis usaha di Bandung
Kisah kakek Roi tetap semangat berjualan bajigur di usia 84 tahun
Pesan kakek penjual balon ini menyentuh banget