Datang ke museum ini yuk untuk tahu sejarah gedung sate
Bandung.merdeka.com - Bila sebagian orang menganggap bahwa museum merupakan tempat yang menjenuhkan, tidak berarti bila Anda datang ke museum ini. Soalnya, di museum ini Anda akan mengetahui sejarah dan asal muasal hadirnya Gedung Sate dengan sangat menyenangkan.
Museum yang secara resmi dibuka pada 8 Desember 2017 ini berada di ruang bawah tanah gedung pemerintahan Jawa Barat, Gedung Sate. Sesuai dengan namanya, museum ini berisi sejarah perihal gedung yang dulunya bernama Departemen van Verkeer en Waterstaat.
Seorang edukator dari Museum Gedung Sate, Dea Indriawati menuturkan, dibuka sejak 8 Desember 2017 lalu, museum ini tak pernah sepi pengunjung yang didominasi oleh para pelajar.
"Mayoritas yang datang dari TK sampai SMA. Soalnya kita juga kerjasama dengan sekolah-sekolah jadi memang museum ini enggak pernah sepi," ujar Dea kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Museum Gedung Sate, belum lama ini.
Perihal sejarah Gedung Sate, Dea menjabarkan bahwa bangunan ini dirancang dengan konsep arsitektur tropis yang dibuat oleh J. Gerber. Konsepnya didasari oleh penyesuaian pada iklim setempat dengan menampilkan perpaduan gaya Nusantara dan Eropa.
Pembangunan Gedung Sate dimulai dengan peletakan batu pertama tanggal 27 Juli 1920. Ada 2.000 orang pekerja lokal yang turut serta membangun Gedung Sate. Selebihnya adalah pekerja asal Tiongkok.
"Gedung Sate merupakan gedung kedua di Bandung yang menggunakan konstruksi beton betulang dan semen Portland, setelah Gedung Bank Indonesia. Konstruksi ini menjadikan Gedung Sate tahan terhadap gempa," jelasnya.
Gedung Sate telah beberapa kali diguncang gempa besar, antara lain Gempa Pangandaran tahun 2006, gempa Tasikmalaya tahun 2009, dan gempa Yogyakarta tahun 2009.
Tertarik mengetahui sejarah Gedung Sate? langsung saja datang ke museum yang ada di ruang bawah tanah Gedung Sate, Jalan Diponegoro.