Keren! mahasiswa ITB ciptakan smart CCTV yang bisa kenali wajah penyusup

Oleh Mohammad Taufik pada 26 Mei 2018, 16:13 WIB

Bandung.merdeka.com - Maraknya kasus pencurian dan penyelundupan serta kurang efektifnya manfaat CCTV melatarbelakangi tiga mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) yakni Reza Montazery Permanda, Fransiskus Yoga Esa Wibowo, dan Rafi Dasa Nanda Putra untuk mengembangkan sistem penghitungan pengunjung dan pengenalan wajah. Sistem ini diintegrasikan dengan kamera CCTV (Closed Circuit Television).

Sistem pengenalan wajah sendiri merupakan salah satu fitur yang akhir-akhir ini kerap dikembangkan oleh developer terkemuka seperti Android dan Apple. Pusat-pusat perbelanjaan juga dapat menggunakan sistem ini untuk mempermudah penghitungan data jumlah pengunjung setiap harinya.

"Kadang di museum atau pertokoan memiliki CCTV, namun tetap saja dengan sistem yang sudah ada hampir tidak memungkinkan untuk bisa menghitung secara manual jumlah pengunjung yang datang pada hari tersebut, padahal hal itu penting untuk pengolahan data lebih lanjut dalam pusat perbelanjaan tertentu," ujar Reza seperti dikutip laman ITB, Sabtu (26/5).

Selain itu, fitur facial recognition juga dikembangkan untuk mengetahui keluar masuk orang dalam sebuah ruangan.

"Apakah orang yang tadinya masuk ke dalam ruangan sudah keluar atau belum. Seandainya ada tindakan pencurian yang terekam CCTV, kita juga jadi memiliki data yang mencukupi untuk mengetahui kapan dia masuk dan keluar sehingga lebih mudah bagi petugas keamanan untuk melacak pelaku," katanya.

Reza mencontohkan keamanan di transportasi umum seperti kereta api atau bus. "Kadang ada penumpang yang suka menyelundup tanpa membeli tiket atau membayar. Pengunaan sistem ini bisa membantu pengembang untuk mencari cara menanggulangi masalah yang merugikan bagi mereka," ucapnya

Ia mengatakan sistem yang mereka kembangkan lebih efisien dan lebih hemat, karena sistem akan menggunakan server dari komputer security. Sehingga tidak diperlukan pembuatan server baru yang akan memakan lebih banyak biaya lagi.

"Tiongkok sebelumnya sudah mengembangkan visitor counter juga, namun hanya ada fitur menghitung jumlah pengunjung dan mengambil gambar saja, belum mengembangkan fitur facial recognition. Selain itu, alat yang dikembangkan Tiongkok juga membutuhkan server sendiri dan tentunya lebih mahal dari karya kami yang menggunakan server yang terintegrasi dengan komputer security," ungkap Reza.

Reza berharap agar karya yang dikembangkannya itu dapat diproduksi secara massal. Sehingga karya anak bangsa di bidang teknologi dapat membantu menurunkan angka kriminalitas di Indonesia

Karya Reza dan kawan-kawan ini menjadi salah satu karya yang dipamerkan dalam acara Electrical Engineering Days 2018 pada tanggal 22-24 Mei 2018 di Aula Timur ITB.

Tag Terkait