Sukmawati ajak masyarakat berterima kasih pada para pejuang NKRI

Oleh Farah Fuadona pada 19 Januari 2017, 11:24 WIB

Bandung.merdeka.com - Putri Presiden pertama RI Sukarno, Sukmawati Sukarnoputri, berbaur dengan sejumlah elemen masyarakat Jawa Barat hadir di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (19/1). Kehadiran Sukmawati ini kembali untuk memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi dasar negara.

Untuk diketahui, kasus dugaan penistaan simbol negara Pancasila, dengan terlapor pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab tengah bergulir di Polda Jabar. Sukmawati yang melaporkan langsung Rizieq pada polisi atas ucapan yang menyebut: Pancasila Sukarno Ketuhanannya ada di pantat. Sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanannya ada di kepala.

"Semua yang ada di sini bersedia berjuang untuk Pancasila? Hidup NKRI!!!... Hidup Pancasila!!!," teriak Sukmawati di atas panggung yang diserukan seribuan massa yang hadir. Massa ini tergabung dalam Masyarakat Pembela Pancasila.

Berbalut pakaian hitam coklat, Sukmawati kemudian menceritakan betapa besar kontribusi Kota Bandung memerdekakan Indonesia ini. Saat itu pada tahun 1927, Sang Proklamator dipenjara, ditindas penjajah. Tapi dengan gigih berjuang untuk memerdekakan masyarakat Indonesia yang tertindas.

"Tahun 1927 rakyat Indonesia banyak yang tidak berpendidikan, masyarakat bawah atau kaum marhaein. Saat itu sangat dinistakan dan tidak punya hak dan tidak tahu harus berbuat apa," ujarnya.

"Beliau rela dipenjarakan dan dibuang kemana-mana. Catatan sejarah itu ada di Bandung. Lihat penjara itu (Banceuy) mencatat sejarah perjuangan kita," katanya menambahkan. Sehingga Sukmawati mengaku kerap bolak-balik ke Bandung karena selalu terkenang perjuangan sang Ayah. ‎"Saya ke sini itu seperti napak tilas sejarah," katanya.

Dia mengajak semua masyarakat untuk mengucapkan terima kasih dalam batinnya dengan atas apa yang sudah diperjuangkan pendahulu. "Jangan lupa ucapkan terima kasih di batinmu pada apa yang sudah diperjuangkan. Itu catatan sejarah yang penting," ujarnya.

Pantauan merdeka.com, ribuan masyarakat berbaur di depan Gedung Sate untuk berjuang melawan penista Pancasila. Ada yang berseragam ormas kelompok tertentu, ulama, santri, dan masyarakat lainya. Beberapa spanduk juga diusung mulai dari bubarkan penista Pancasila, penista budaya pemecah NKRI, dan mendukung kepolisian untuk menegakan hukum bagi penista simbol negara.

Acara yang menutup Jalan Diponegoro (depan Gedung Sate) diawali dengan rangkaian doa, menyanyikan lagu kenegaraan seperti Indonesia Raya dan Garuda Pancasila.