Kolaborasi budaya Sunda dan Jawa dalam satu panggung

Oleh Mohammad Taufik pada 02 Oktober 2017, 14:35 WIB

Bandung.merdeka.com - Tak salah jika Indonesia disebut negara yang memiliki keragaman budaya. Berbagai jenis kebudayaan seperti kesenian banyak ditampilkan oleh para seniman yang berada di tanah air khususnya di daerah.

Namun apa jadinya jika dua kebudayaan hadir dalam satu panggung. Hal itulah yang tersaji dalam gelaran acara bertajuk Silaturahmi Budaya (Silabud) 2017 yang digagas Coklat Kita, di Lapangan Barujati, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Minggu (1/10) malam.

Dalam acara Silabud 2017 ini menampilkan kolaborasi apik antara budaya Sunda dan Jawa. Tiga seniman yang menjadi pengisi acara diantaranya, Maestro Kecapi, Iman Jimbot, Ki Ageng Ganjur, dan seniman balada, Budi Cilok.

Maestro alat musik kecapi, Iman Jimbot membuka penampilan. Jari-jemari Jimbot dengan lincah memainkan tembang khas parahyangan. Jimbot memainkan tembang 'Bubuy Bulan' berduet dengan Sarah yang tampik sebagai penyanyi.

Tak hanya itu, dalam beberapa sesi, Sarah pun menambahkan sentuhan musik modern dengan memainkan alat musik harmonika. Sejumlah lagu milik grup band seperti Noah 'cobalah mengerti' dibawakan keduanya dengan sentuhan tradisional modern.

Selain itu, kelompok musik etnik asal Yogyakarta, Ki Ageng Ganjur pimpinan Zastrow Al Ngatawi turut menjadi bagian dalam acara Silaturahmi Budaya ini. Sejumlah musik religi dibawakan dengan komposisi penyanyi wanita berjilbab yang silih berganti. Zastrouw pun menyelingi setiap penampilan dengan menyampaikan pesan dakwah.

Tak hanya menyuguhkan pertunjukan musik, dalam acara ini pertunjukan bayang pasir. Dua buah layar yang berada di kedua sisi panggung menampilkan kisah perjalanan melalui media lukisan pasir. Pertunjukan ini dibawakan oleh Al-Zastrouw yang mengangkat tema religi. Terakhir, Budi Cilok menjadi penutup gelaran Silaturahmi Budaya 2017 ini dengan membawakan lagu-lagu balada.

Zastrouw mengatakan melalui gelaran Silaturahmi Budaya ini diharapkan bisa memperkokoh silaturahmi dari berbagai kalangan. Menurutnya, budaya adalah sarana yang sangat ampuh untuk melakukan silaturahmi.

"Dialog lewat mulut itu bisa jadi debat. Tetapi kalau melalui seni dan budaya itu jadinya akan indah," ujar dia kepada wartawan.

Menurut Zastrouw, sejak tahun 2009, kelompok musiknya sudah turut serta dalam gelaran Silabud ini. Mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi.

Tag Terkait