Transit #4 dan persinggahan sementara para seniman terpilih
Bandung.merdeka.com - Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) bekerja sama dengan Mitra Seni Indonesia menyuguhkan transit #4: Jelekong Spektrum, sebuah pameran residensi dan lokakarya.
Sejak 2011, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) mengadakan program reguler residensi untuk seniman Indonesia. Dalam setiap periode residensi, SSAS mengundang tiga hingga empat seniman muda yang diharapkan dapat mengembangkan gagasan atau konsep yang baru melalui lokakarya didukung dengan beberapa fasilitator yang berperan sebagai rekan diskusi.
Dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, tajuk transit dipilih untuk melandasi sebuah filosofi 'persinggahan sementara' bagi seniman-seniman terpilih untuk menuju proses kekaryaan yang lebih matang.
Komunitas perupa Jelekong sudah berdiri sejak 1970-an, dipelopori oleh mendiang Odin Rohidin, berkiblat pada seni lukis lanskap alam. Karya-karya dari Jelekong diproduksi untuk kepentingan dekorasi ruangan, dijual dalam jumlah banyak, dengan harga terjangkau dan tidak dijadikan instrumen investasi.
Seiring waktu, perkembangan kekaryaan di komunitas perupa Jelekong mencakup genre yang lebih luas, yakni alam benda, binatang dan seni abstrak.
Para perupa di Jelekong terbagi menjadi mereka yang mengerjakan bisnis lukisan secara paruh waktu sambil mengerjakan bisnis lain dan purna waktu, mengerjakan bisnis ini sepenuhnya. Kelompok yang pertama ini dapat disebut sebagai 'Jelekong Klasik'.
Pameran tersebut berlangsung pada 9 Juni hingga 16 Juli 2017 di Bale Tonggoh dan Ruang B Selasar Sunaryo Art Space.
Transit #4 telah memilih empat seniman Jelekong Kontemporer untuk mengikuti residensi selama dua bulan sejak 14 Maret hingga 14 Mei 2017. Selain itu terdapat juga seniman Jelekong Klasik yang akan mengikuti program kuliah umum dan lokakarya yang akan diadakan sebanyak tiga kali.
Setelah melalui dua jenis program yang berbeda, karya-karya yang dihasilkan kedua kelompok sepanjang masa residensi dan lokakarya akan dipamerkan bersama.