Meninggalnya Ricko harus jadi pintu pembuka perdamaian Bobotoh-The Jak

user
Mohammad Taufik 29 Juli 2017, 12:46 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ketua Umum Viking Persib Club Heru Joko menegaskan, permusuhan dua kelompok suporter di Indonesia antara Bobotoh (pendukung Persib Bandung) dan The Jakmania (pendukung Persija Jakarta) harus diakhiri.

Meninggalnya Ricko Andrean (22), bobotoh yang dikeroyok saat laga Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) harus menjadi pesan pembuka pedamaian.

‎Salah satu pesan damai yang baru saja dilakukan dua kelompok suporter tersebut yakni dengan digelarnya aksi damai 1.000 lilin di Stadion Patriot, Kota Bekasi, pada Jumat (28/7) malam. Dua kelompok yang memiliki basis suporter terbesar di Indonesia larut bersatu menyuarakan perdamaian.

"‎Bagus ya. Itu Inisiatif pendukung murni. Gerakan murni dari hati. Keren pisan. Jadi senang saya melihatnya. Semoga perjalanan (perdamaiaan) menjadi lancar dan sebenarnya memang begitu harus damai. Biar (meninggalnya) Rico jadi pembuka kedamaian," kata Heru Joko usai menyambut kehadiran Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di rumah mediang Ricko, di kawasan Cicadas, Kota Bandung, Sabtu (29/7).

Menurutnya, permusuhan dua kelompok suporter itu memang tidak seharusnya terjadi. Rivalitas itu hanya terjadi 2X45 menit saat tim kesayangan masing-masing bertanding. Selepas itu, tidak seharusnya pertikaian berlanjut di luar lapangan. Apalagi sampai bertindak anarki.

‎"Memang enggak perlulah permusahan dibikin abadi. Kata-katanya juga sudah negatifkan. Alhamdulilah harus diakhiri ini tuh jangan ada lagi duka. Karena saya sangat kehilangan Rico. Dia keren pisan cara mendukung Persib tuh," terangnya.

Aksi serupa juga kata dia nantinya akan kembali dilakukan di Bandung. Pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan seluruh jaringan agar pesan-pesan damai itu tidak hanya seremonial. "Di Bandung nanti akan ada (kaya di Patriot). Tunggu saja nanti ada pergerakan sama," imbuhnya.

‎Ketua MPR takziah ke mendiang Ricko

Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta segala permusuhan yang mengatasnamakan sepak bola untuk segera diakhiri. Jadikan kepergian Ricko Andrean (22) bobotoh Persib Bandung sebagai pembuka perdamaian antar suporter, terutama bobotoh dan Jak Mania.

Zulkifli Hasan melakukan takziah ke rumah duka Ricko Andrean ‎di Jalan Jembar. Kehadiran Ketua MPR itu juga disambut keluarga dan bobotoh yang lengkap berseragam kebesarannya biru.

"Saya pagi ini di rumah almarhum adinda Ricko. Mudah-mudahan dengan apa yang kita alami menjadi pesan bagi seluruh suporter, klub manapun, Bobotoh, Jakmania, Bonek mari kita akhiri permusuhan antar suporter klub bola manapun," terangnya usai bertakziah.

Dia menyebut, sejatinya sepak bola adalah hiburan rakyat yang tidak seharusnya menjadikan peristiwa pilu hingga menghilangkan nyawa orang. ‎ "Boleh bereuforia, boleh bergembira, boleh fanatik tapi hentikan kerusuhan, hentikan permusuhan. Mari kita kerek tinggi-tinggi bendera perdamaian, nikmati tontonan dengan damai," terangnya.

Zulkifli mengaku, kepergian Ricko untuk selama-selamanya harus menjadi pelajaran berharga untuk semua insan sepak bola di Indonesia. Begitu juga pemerintah selaku pemilik regulasi. Langkah awal, pihaknya juga akan mendatangi setiap kelompok suporter untuk menyerukan perdamaian.

"Saya juga akan ke klub lain untuk mengimbau hal yang sama. Dari bobotoh juga tadi sama ingin hal yang sama, ingin damai. Mari ini kita jadikan titik balik dari pengorbanan yang luar biasa membela Jakmania sehingga dirinya menjadi korban. Pahlawan Ricko ini. Mari hentikan permusuhan," jelasnya.

Rico dikeroyok sejumlah bobotoh seusai laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (22/7) lalu. Ironisnya Rico dikeroyok saat hendak menolong seseorang yang dituding dari Jakmania.

Akhirnya amarah suporter tersebut mengarah ke Rico. Rico mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya dan juga geger otak sampai akhirnya meninggal dunia pada Kamis (26/7) lalu.

Kredit

Bagikan