Nedoflux bikin perangkat digital bisa analisis video
Bandung.merdeka.com - Satu terobosan canggih diluncurkan oleh Nedoflux yang merupakan binaan Indigo.id. Mereka melahirkan layanan analisis video yang bisa berjalan sendiri. Ini sangat selaras dengan tren kota cerdas.
CEO Nodeflux, Meidy Fitranto mengatakan, layanannya membuat perangkat digital yang ada serasa memiliki otak. Sehingga, penggunaannya tak perlu melakukan pemantauan secara terus menerus dan membuat lelah.
Menggunakan basis teknologi big data, artificial intellegence, dan deep learning, perangkat digital ini mampu mengambil, memproses, menganalisa, dan memahami data.
"Salah satu contoh penggunaan Nodeflux adalah mengindentifikasi kendaraan yang melaju di jalan melalui kamera CCTV. Juga, mendeteksi wajah di CCTV sehingga tak perlu memantau terus menerus," ujar Meidy kepada Merdeka Bandung, Jumat (27/10).
Meidy menjabarkan bahwa model bisnis yang ditawarkan oleh mereka adalah perihal lisensi dengan target pasarnya untuk sektor smart city, keamanan, pertahanan, manajemen tol, ritel, hingga pengukuran audiens acara.
Inkubator dari Indigo.id batch 2017 tersebut mengatakan, pihaknya tengah dalam proses kerjasama maupun penjajakan bisnis dengan sejumlah pihak. Antara lain dengan Pemprov DKI Jakarta melalui Jakarta Smart City, yang memberi mandat Nodeflux memantau jumlah penumpang di halte Trans Jakarta sehingga bisa diambil keputusan.
"Layanan kami sudah mampu membuat solusi perhitungan jumlah orang yang berada di halte bus Transjakarta secara otomatis. Juga, bisa menganalisis umur dan jenis kelamin seseorang, hingga objek berupa mobil atau sepeda motor yang terekam kamera," jelasnya.
Selain Pemprov Jakarta, kata alumni Teknik Informatika ITB 2006 itu, pihaknya dalam proses dengan beberapa pemda lainnya yang akan terapkan smart city mulai akhir tahun ini. Yakni untuk layanan perhitungan arus lalu lintas, monitor parkir liar, memantau permukaan sungai, dan banyak lagi.
"Dengan menjadi binaan Indigo, jelas pasar kami juga meluas. Saat ini, eksisting klien memang masih penegak hukum dan pemerintahan, terutama untuk layanan security defense dan smart city," papar pria yang mengembangkan start up ini bersama Faris Rahman, teman seangkatannya, yang menjadi CTO.
Meidy mengatakan pihaknya juga akan terus berkembang karena sudah menjadi mitra Nvidia, produsen global pada GPU (graphic processing units), sekaligus pertama dan satu-satunya dari Indonesia di bidang analisis video.
Sekalipun awalnya hanya mengembangkan layanan big data pada 2016, namun dalam perjalanannya, mereka fokus ke gambar dan atau video karena produk seperti itu bisa mudah diimplementasikan dan memberi banyak perubahan yang positif. "Kami membayangkan solusi ini bisa mencegah angkutan umum yang berhenti sembarangan, masyarakat yang buang sampah sembarangan, hingga menandai kendaraan yang masuk jalur bus Transjakarta," katanya.