Festival Printemps Français 2016 hadir di Bandung
Bandung.merdeka.com - Institut Prancis di Indonesia (IFI) akan menyelenggarakan Printemps Français 2016. Kota Bandung terpilih menjadi salah satu tempat festival ini. Sejak tahun 2004, Printemps Français (baca: prongtong frangsey) sudah digelar di Indonesia untuk menyambut musim semi ceria.
Tak hanya Kota Bandung, Printemps Français 2016 juga hadir di 9 kota lain di Indonesia yakni Jakarta, Bali, Balikpapan, Makassar, Malang, Medan, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta.
Festival ini tidak hanya menampilkan pertunjukan dari seniman Prancis tetapi juga dari Indonesia serta mendorong berbagai bentuk kolaborasi, residensi dan konser bersama. Tahun ini, Printemps Français ditandai dengan kolaborasi intensif antara seniman Prancis dan Indonesia. Terutama dalam pertunjukan wayang layang L’Oiseau (Sang Burung) yang akan membuka Printemps Français ke-12 di Yogyakarta (28 April), Jakarta (30 April), Surabaya (4 Mei), Bandung (7 Mei) dan Bali (10 Mei).
Perunjukan 'Sang Burung', Wayang Layang akan membuka rangkaian Printemps Français. Dalam proyek ‘Sang Burung’, Les Rémouleurs yang beranggotakan Gallia Vallet, Olivier Vallet dan Anne Bitran berkolaborasi dengan seniman lintas daerah di Indonesia, seperti Bob dari Kolektif Marjinal (Jakarta), Heri Dono, Rangga Jadoel dan Sugeng Utomo (Yogyakarta), Gepeng Dewantoro dan Wayang Motekar (Bandung).
Pertunjukan wayang layang tersebut akan diiringi musik etnis kontemporer dari Senyawa (Rully Shabara dan Wukir Suryadi) band asal Yogyakarta yang pernah tampil di Melbourne International Jazz Festival 2011.
Les Remouleurs yang telah meraih berbagai penghargaan, antara lain Liquid Mirror, Arts Prize 2009, Cyclop/Camera Lucida dan Louis Jouvet Prize 2002, bersama tim seni Indonesia melakukan program kerja bareng (residensi) di Yogyakarta bersama IFI Yogyakarta pada tanggal 3-15 Maret 2016.
"Sejak Oktober, kami bertemu banyak seniman antara lain Komunitas Marjinal dan Wayang Motekar, di mana kami beruntung bisa bekerja sama dalam pertunjukan Sang Burung dengan seniman hebat Indonesia seperti Heri Dono, Bob dan Gepeng yang membuat sketsa bersama Gallia untuk diproyeksikan ke wayang layang. Sementara Wayang Motekar bersama Olivier Vallet dan seniman lain akan membantu sisi teknis dan produksi di lapangan," jelas Direktur Artistik Les Rémouleurs, Anne Bitran dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung, Rabu (27/4).
Yang membuat pertunjukkan wayang layang ini istimewa adalah musik pengiring yang khusus diciptakan grup musik Senyawa untuk mengiringi 'Sang Burung' terbang di angkasa.
"Unsur lain yang tak boleh dilupakan dari 'Sang Burung' adalah musik. Kami beruntung bisa bekerjasama dengan Senyawa, musisi handal dengan sentuhan anggun di tiap instrumen yang mereka mainkan dalam pementasan 'Sang Burung' di Gunungan International Mask & Puppets Festival, Sabtu 7 Mei 2016 pukul 20.00 di Bale Pare Kota Baru Parahyangan, gratis," tutupnya.