Seniman Jepang pun disiplin dalam berkarya

user
Farah Fuadona 23 Februari 2016, 16:47 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Orang Jepang dikenal memiliki disiplin yang tinggi. Metode kerja yang penuh disiplin juga dipraktikkan para seniman yang berpameran di Galeri 212 Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Selasa (23/2).
 
“Metode kerja mereka berbeda. Mereka disiplin dalam membuat suatu karya, mulai proses mencari objek sampai akhir ketika karya dinyatakan selesai, artinya dipamerkan,” kata kurator Japan-Indonesia Friendship Exhibition: Neo Asia Neo Japan 2016, Agus Cahyana, kepada Merdeka Bandung.
 
Pameran tersebut menghadirkan 53 karya seni rupa kontemporer yang dihadirkan seniman dan mahasiswa dari Tama Art University, Jepang. Mereka menampilkan foto, film, holografi, Japanese Painting, dan seni yang menggunakan pendekatan media baru.
 
Agus mengatakan, dalam mempersiapkan karya, para seniman Jepang tidak buru-buru. Mereka menyiapkan tahapan-tahapan atau detail yang harus ditempuh. Tidak jarang mereka menempuh persiapan dalam waktu yang lama, hingga berbulan-bulan untuk suatu pameran.

Seni hologram Jepang dalam pameran Neo Asia Neo Japan
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana


Mengenai alat atau pendekatan, kata dia, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dipakai seniman Indonesia. “Tinggal hasil akhirnya yang kadang di kita kurang hati-hati. Dari pameran ini kita bisa lihat bagaimana suatu karya selesai layak untuk ditampilkan. Kalau kita kan kadang pas dipamerkan selalu ada yang kurang,” kata Agus yang juga Sekertaris Prodi Seni Murni ISBI Bandung.
 
Kurator lainnya, Andang Iskandar menambahkan, pameran karya seniman Jepang menunjukkan kolaborasi kompak antara seniman dan mahasiswa. Salah satu seniman, Hiyama Shigeo, yang merupakan Associates Professor Tama Art University tak sungkan bekerja sama dengan mahasiswanya.
 
“Profesor Hiyama Shigeo turut naik tangga menata ruang pameran bersama mahasiswanya. Mereka berkolaborasi untuk menampilkan kebudayaan Jepang,” katanya.
 
Melalui karya-karya hologramnya, Hiyama Shigeo berusaha menunjukkan teknologi yang menjadi cikal bakal sinar laser. Di bidang teknologi, Jepang menunjukkan sangat mumpuni, seolah ingin menegaskan bahwa teknologi bukan hanya milik dunia barat.

Lewat seni hologramnya, Hiyama Shigeo menampilkan monyet, anal kecil tanpa gigi, yang semuanya dimainkan dengan konsep cahaya. “Karya Hiyama memancing memori kenangan dan mengajak kita melihat memori di masa mendatang,” kata Andang.

Kredit

Bagikan