Warga Bandung ada agenda keren pekan ini, datang yuk!

Festival drama
Bandung.merdeka.com - Gedung Kesenian Rumentang Siang, Kosambi, Bandung menjadi tempat pagelaran Festival Drama Musikal Remaja Jawa Barat ke-5. Sebanyak 17 kelompok teater remaja mengikuti ajang seni peran yang berlangsung hingga Minggu 10 Januari 2016.
“Ada 17 kelompok teater dari Bandung Raya seperti Sumedang, Kabupaten dan Kota Bandung, ada juga dari Sukabumi dan Cianjur,” kata ketua panitia Johnmen Saragih, dalam pembukaan festival, Kamis (7/1).
Festival di gedung kesenian legendaris peninggalan Belanda itu dibuka Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat Nunung Sobari.
Menurut Johnmen, kehadiran Wakil Gubernur menjadi penyemangat jalannya festival. “Mudah-mudahan ke depan festival makin luas lagi baik kepesertaan maupun kebutuhan pementasanya agar lebih langgeng,” katanya.
Johnmen melanjutkan, Festival Drama Musikal Remaja Jawa Barat ke-5 merupakan kelanjutan Festival Drama Musikal antar-SMA Sederajat se-Jawa Barat ke-4 yang telah berlangsung sejak 2011-2014. Festival ini rutin digelar Teater Bell, kelompok teater Bandung yang mulai berkiprah tahun 1974.
Ciri khas festival ini mempertahankan naskah yang bersumber dari kisah, legenda atau cerita rakyat Jawa Barat. “Tujuan festival ini memuliakan seni peran,” katanya.
Sasaran festival adalah remaja, jika secara dini cerita diketahui akan dibawa sampai tua dan diwariskan ke generasi berikutnya. Usia peserta dibatasi hingga 18 tahun, kecuali sutradara.
Juri festival adalah para seniman yang sudah malang melintang di dunia seni, yakni Embie C Noer yang merupakan musisi penata musik film nasional dan teater, Joko Kurnia (dosen Institut Seni Budaya Indonesia/ISBI-Bandung), Erry Anwar (praktisi).
Kelompok pertama yang pentas dalam festival adalah grup Teater Tasbe dari SMAN 1 Baleendah, Kabupaten Bandung. Kelompok ini membawakan lakon berjudul Si Loreng. Lakon ini mengisahkan kehidupan sepasang suami istri yang merawat anak harimau.
Anak harimau tersebut dinamai Si Loreng, karena bulunya yang loreng. Dalam pentasnya, kelompok ini menyampaikan lakon yang diiringi musik dan nyanyian. Peran mereka diwarnai unsur komedi khas Sunda.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak