Bandung.merdeka.com - Diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat menghadirkan banyak pengaruh pada berbagai sektor. Khususnya pada sektor konstruksi, perdagangan, penyediaan akomodasi dan mamin (makanan dan minuman), serta transportasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Rosmaya Hadi mengatakan, pada sektor konstruksi pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah daerah baik kabupaten maupun kota dalam rangka revitalisasi tempat serta perbaikan infrastruktur dan jalan penunjang pelaksanaan PON sebesar Rp 373,58 miliar.

"Penerima bantuan terbesar adalah Kabupaten Bandung mencapai Rp 129,03 miliar, Kabupaten Pangandaran sebesar Rp 39,71 miliar, dan Kabupaten Bogor sebesar Rp 31,96 miliar," ujar Rosmaya saat jumpa wartawan, Kamis (8/9).

Pada sektor perdagangan, lanjutnya, diperkirakan terdapat peningkatan pada sektor perdagangan khususnya dalam perdagangan makanan dan minuman serta merchandise selama acara berlangsung.

Selain atlet dan panitia, partisipan pendukung dari luar Provinsi Jawa Barat diperkirakan juga cukup tinggi mengingat jarak tempuh transportasi darat yang relatif rendah khususnya dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

"Pada sektor penyediaan akomodasi dan mamin, jumlah hotel yang akan digunakan baik untuk atlet maupun panitia mencapai 203 hotel. Di mana 98 hotel untuk atlet dan 105 hotel untuk SDM panpel. Sebanyak 50 persen hotel berlokasi di Kota Bandung dan sisanya tersebar di 17 kabupaten dan kota lainnya," jelasnya.

Dengan asumsi rate dasar Rp 600 ribu/orang/malam untuk sekitar 14.000 orang, kata dia, dengan rata-rata lama menginap tujuh hari, maka diperkirakan alokasi dana untuk akomodasi atlet dan official mencapai sekitar Rp 50 miliar.

Yang terakhir dari sektor transportasi, guna mendukung kelancaran penyelenggaraan PON yang tersebar di 18 kabupaten/kota, pihak panitia telah menyediakan transportasi bagi atlet atau kontingen dan panitia khusus dari hotel ke tempat penyelenggaraan acara.