Industri Produk Halal Masih Belum Sejalan dengan Industri Keuangan Syariah

user
Endang Saputra 14 Februari 2020, 15:16 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ketua Prodi Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran, Cupian mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar pada ekosistem halal. Namun, sinergi antar industri halal dan industri keuangan syariah masih belum berjalan beriringan.

"Sayangnya, industri keuangan syariah dan industri halal masih berjalan masing-masing (belum terintegrasi) sehingga belum memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara," kata Cupian kepada Merdeka Bandung dalam acara Sawala Bincang Bersama Media Jawa Barat bertema Mendorong Ekosistem Halal Melalui Perbankan Syariah di Savoy Homann Bidakara.

Perbankan syariah juga, kata dia, dinilai belum optimal menggarap peluang penyaluran pembiayaan ke industri halal, termasuk para pelaku usaha berbasis syariah yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Diperlukan sebuah sinergitas ekosistem halal yang terintegrasi hingga dapat mengerakkan lebih banyak pihak," kata Cupian.

Dari pelaku perbankan, Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan mengatakan, industri keuangan syariah yang dikembangkan dalam bentuk perbankan syariah, asuransi, dan bentuk-bentuk layanan keuangan syariah non-bank lainnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Industri jasa keuangan syariah dengan volume usaha dan kekuatan permodalan kecil memiliki keterbatasan untuk meningkatkan daya saing dalam bentuk berinvestasi pada teknologi dan memiliki SDM terbaik, terlebih dalam kondisi persaingan ketat dengan dominasi sistem keuangan konvensional yang sudah mapan.

"Bank BJB Syariah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan dan mendorong ekosistem halal, salah satunya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaran Ibadan Haji (BPS-BPIH), Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Umrah (BPS-BPIU), serta Kemeterian Pariwisata. Peran media juga diakui sangat signifikan guna mengedukasi dan menyosialisasikan ekonomi syariah ini," jelas Indra.

Sementara itu, Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bank BJB Syariah, Asep Syarifudin, mengatakan bahwa BJB Syariah memiliki strategi untuk pengembangan industri halal ini. Sejumlah strategi itu salah satunya berupa inovasi produk, mempermudah akses produk dan layanan, serta meningkatkan promosi dan literasi industri halal.

"Meski demikian masih banyak tantangan yang dihadapi untuk memperkuat ekosistem halal tersebut. Penguatan literasi, sinergi, dan kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak diharapkan akan memperkuat keuangan syariah," kata Asep Syarifudin.

Kepala Bagian Pengawasan Nonbank OJK Kantor Regional 2 Jawa Barat, Noviyanto Utomo, mengatakan bahwa pemerintah akan senantiasa mendukung optimalisasi ekosistem ekonomi syariah. Tujuan utama tentunya membentuk lembaga perbankan syariah di Indonesia yang stabil, kontributif, dan inklusif.

"Sinergi dan semangat berjemaah antar pemangku kepentingan harus terus ditingkatkan untuk menciptakan industri keuangan syariah yang semakin mewarnai perekonomian nasional dan menjadi instrumen keuangan yang dipercaya masyarakat Indonesia," ujar Noviyanto.

Kredit

Bagikan