Kemenristek apresiasi alat membatik pengganti sinar matahari
Bandung.merdeka.com - Proses membuat batik memerlukan kesabaran dan waktu panjang. Setelah selesai membuat batik, kain batik harus dijemur agar warnanya makin cemerlang. Sehingga membatik memerlukan sinar matahari atau ultraviolet.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), Eko Mursito Budi merancang sistem fotonik batik.
Eko menjelaskan, pada proses pembuatan batik matahari memiliki dua peranan penting sebagai activator warna dan pengering. "Tahap aktivasi warna sebenarnya membutuhkan waktu lama, namun sinar matahari harus benar-benar terik agar reaksi kimia berlangsung sempurna dan terjadi warna cemerlang," kata Eko.
Sebaliknya, tahap pengeringan batik memerlukan panas matahari untuk menguapkan air, sehingga proses menjemur memerlukan waktu lama.
Nah, sistem fotonik batik tersebut dibuat cukup sederhana, yakni sebuah panel LED-UV yang digunakan sebagai pengganti sinar matahari.
"Sistem fotonik batik untuk activator warna yang dikontrol sedemikian rupa agar dapat menyinari kain batik dengan lama dan intensitas tertentu, sesuai dengan zat pewarnanya," ujarnya.
Sistem fotonik batik ini mendapat apresiasi dari Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI, Jumain Appe, yang menghadiri ITB CEO Summit on Innovation di ITB, Bandung, Senin (22/8).
Menurut Jumain, sistem fotonik batik berpotensi meningkatkan produksi industri batik. "Kalau ini bisa kita pasarkan di industri batik, maka produktivitas industri kain batik kita meningkat," katanya.
Selama ini pembuatan batik dengan tradisional sangat tergantung pada sinar matahari. Untuk menjemur batik, diperlukan waktu sekitar enam jam. "Itu pun kalau ada mataharinya. Maka dengan adanya sinar ultraviolet pemunculan warna bisa dilakukan dalam 10 menit untuk satu kain," katanya.
Pemerintah, sambung dia, siap memfasilitasi temuan-temuan atau inovasi hasil riset kampus. Pihaknya mendukung perguruan tinggi yang mengembangkan suatu teknologi untuk melakukan komersialisasi atau industrialisasi.