Usai lebaran, inflasi Jabar menurun tajam


Bandung.merdeka.com - Seperti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya, saat lebaran usai inflasi Jawa Barat kerap mengalami penurunan. Bedanya, tahun ini penurunan inflasi dinilai cukup signifikan.
Kepala Deputi Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Soekowardojo menyatakan, pada bulan Juli 2016, Jawa Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm) atau 2,89% (yoy). Bila dibandingkan dengan tahun lalu, angka inflasi tersebut lebih rendah. Inflasi Jawa Barat bulan Juni 2016 sebesar 0,72% (mtm) atau 3,22% (yoy), meningkat dibanding inflasi bulan sebelumnya 0,25% (mtm) atau 3,01% (yoy).
"Penurunan tekanan inflasi ini secara umum terjadi seiring dengan berlalunya masa Lebaran. Secara historis, realisasi inflasi pada bulan di mana terjadi Lebaran ini merupakan yang terendah sejak tahun 2011," ujar Soekowardojo kepada Merdeka Bandung, Senin (1/8).
Berdasarkan data tahun 2011-2015 (exclude 2013), rata-rata inflasi bulanan di bulan Ramadan adalah 0,62% sedangkan di bulan periode Lebaran adalah 0,80%. "Berdasarkan disagregasinya, andil inflasi bulanan terbesar diberikan oleh kelompok administered prices yang mencapai 0,28% atau mengalami inflasi sebesar 1,42% (mtm)," jelasnya.
Selanjutnya diikuti oleh kelompok volatile food yang memberikan andil sebesar 0,11% atauinflasi sebesar 0,57% (mtm) dan kelompok core yang memberikan andil sebesar 0,09% atau inflasi sebesar 0,14% (mtm).
Tekanan inflasi bulanan kelompok volatile food mengalami penurunan cukup dalam yakni dari 3,08% pada Juni menjadi 0,57% pada bulan Juli, di mana hal ini terjadi seiring dengan berlalunya momentum Lebaran.
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah dari bawang merah (0,07%), kentang (0,06%), beras (0.05%), daging ayam ras (0,04%), cabai rawit (0,02%), dan daging sapi (1,70%) serta komoditas berasal dari kelompok buah-buahan seperti apel, pir, dan pisang serta kelompok sayur-sayuran seperti petai dan kacang tanah.
Sebagai dampak La Nina, curah hujan pada musim kemarau kali ini cenderung di atas normal sehingga digolongkan menjadi kemarau basah. Sebagai akibatnya, sejumlah tanaman khususnya hortikultura seperti bawang merah dan cabai menjadi rentan busuk dan terkana penyakit.
Sebagai contoh, produksi bawang merah di Brebes yang merupakan sentra produksi pada masa panen Juli 2016 ini menurun 50% akibat terendam banjir. Berlanjutnya kenaikan harga komoditas kentang disebabkan oleh semakin terbatasnya pasokan.
Hal ini salah satunya disebabkan karena petani di sejumlah sentra memilih melakukan panen dini menjelang bulan Ramadan lalu. Adapun pada komoditas beras, tengah berlangsungnya masa tanam menjadi penyebab kenaikan harga walaupun hal ini umum terjadi secara nasional.
Curah hujan yang cukup tinggi pada musim kemarau dan musim tanam kali ini diperkirakan dapat meningkatkan produksi beras pada musim panen berikutnya. Di tengah gejolak harga sejumlah komoditas utama, terdapat beberapa komoditas pangan utama lainnya mengalami penurunan harga antara lain tomat sayur, telur ayam ras, jengkol, ketimun, wortel, jagung manis, dan beberapa jenis komoditas sayuran lainnya.
Penurunan harga komoditas telur ayam ras yang selama dua bulan sebelumnya mencatatkan inflasi tinggi salah satunya disebabkan oleh menurunnya permintaan masyarakat khususnya untuk pembuatan kue yang umumnya dilakukan sebelum Lebaran.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak