Priyanto Sunarto, seniman yang menjungkirbalikan peta Indonesia

Katalog pameran
Bandung.merdeka.com - Peta Bumi Indonesia Baru menjadi salah satu karya seniman yang juga pendidik Priyanto Sunarto (1947-2014) yang memiliki semangat terobosan. Peta Bumi Indonesia Baru dimuat dalam buku katalog pameran berjudul Pri S: Sepilihan Karya dan Arsip di Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No 100 Bandung, 22 Juli-14 Agustus 2016. Peta ini dibuat Priyanto pada 1977 dengan teknik cetak saring.
Sepintas peta tersebut berupa kepulauan Indonesia dari sabang Merauke. Tetapi jika diamati lebih lanjut, ternyata tata letak masing-masing pulau berbeda dengan aslinya.
Misalnya Pulau Papua yang seharusnya ada di wilayah paling timur, pada peta Peta Bumi Indonesia Baru justru berada di wilayah paling barat dengan posisi jungkir balik.
Pulau paling timur justru Kalimantan, diikuti pulau Jawa yang menempati posisi kepulauan Halmahera. Posisi pulau Jawa menjadi vertikal, sementara pada peta aslinya pulau Jawa horizontal.
Pulau Sulawesi menempati posisi pulau Jawa. Sedangkan posisi pulau Sulawesi ditempati Kalimantan. Lalu NTB, NTT, dan Bali berada di perbatasan dengan Malaysia.
Menurut seniman Sunaryo, Priyanto Sunarto adalah salah satu seniman yang terlibat gerakan seni rupa baru bersama AD Pirous, Jim Supangkat, T Sutanto, dan lainnya.
Sunaryo sendiri mulai menjalin kerja sama di bidang seni rupa dengan Priyanto Sunarto pada 1973. “Saya biasa memanggilnya dengan nama Pri,” kata Sunaryo yang juga pendiri Selasar Sunaryo Art Space.
Tahun-tahun itu, sambung seniman yang akrab disapa Naryo, pemerintah selalu menggembar-gemborkan kepribadian nasional termasuk di bidang kesenian.
Peta karya seniman Priyanto Sunarto
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana
Hanya saja kampanye pemerintah bertolak belakang dengan realitas di kampus. “Di sekolah-sekolah justru sangat kebarat-baratan,” katanya.
Lalu sejumlah dosen ITB yang gelisah berkumpul dan berdiskusi menyikapi wacana karya yang harus berpijak di bumi sendiri. Di perkumpulan itu ada Priyanto Sunarto.
Hasil diskusi itu, sejumlah seniman, antara lain AD Pirous, mengolah seni kaligrafi Aceh, T Sutanto mengolah legenda raja-raja di Indonesia, dan Jim Supangkat membuat seni rupa baru. “Priyanto termasuk terlibat dalam gerakan seni rupa baru,” katanya.
Saat itulah Priyanto membuat peta Indonesia yang dijungkirbalikan. Ide tersebut sebagai satir bagi pemerintah bahwa kepribadian bukanlah terirorial.
“Sementara pemerintah waktu itu kan memahami kepribadian nasional hanya sebagai teritorial,” katanya.
Jika kepribadian berdasarkan teritorial, yang manakah kepribadian Indonesia itu, apakah yang Jawa, yang Sumatera, Papua dan seterusnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak