Lahan pertanian di Jawa Barat terdesak industri

Ilustrasi pertanian
Bandung.merdeka.com - Pertumbuhan industri manufaktur makin meningkat di Jawa Barat. Dampaknya banyak lahan pertanian pangan yang terdesak industri. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, selama empat tahun terakhir terjadi pengurangan lahan pertanian di Jawa Barat.
"Lahan pertanian berkurang dari sejuta hektar menjadi 925 ribu hektar," ujar Deddy Mizwar melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung.
Ia mengungkapkan, Jawa Barat merupakan provinsi penghasil beras tertinggi di Indonesia. Namun demikian, industri manufaktur di Jawa Barat pun intensitasnya mencapai 60 persen nasional.
Hal tersebut diungkapkan Deddy dalam diskusi bertema “Kebijakan Pangan Nasional: Pengadaan Dalam Negeri VS Impor” yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta baru-baru ini.
Deddy juga mengungkapkan salah satu masalah yang dihadapi pertanian pangan di Jawa Barat, yakni limbah industri. Menurutnya limbah industri menjadi 'hama' besar bagi pertanian di Jawa Barat saat ini.
Sebagai contoh, kata dia, lahan pertanian penghasil beras terbaik di Jawa Barat, yakni di Kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung seluas 450 hektar rusak akibat limbah pabrik.
Selain itu banyak lahan yang dipakai tidak sesuai dengan peruntukannya. Contohnya dari sekitar 3,7 juta hektar lahan di Jawa Barat 1,1 juta hektarnya dikuasai oleh Perhutani, PTP, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam.
Lahan-lahan tersebut sebagian curam namun dipakai masyarakat untuk menanam sayuran. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir, longsor, dan lainnya.
Di sisi lain pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi tantangan lain bagi pertanian di Jawa Barat. Masyarakat yang hidup dari pertanian otomatis membutuhkan lahan.
"Masyarakat membutuhkan lahan, memang sangat berat. Bagaimana pertumbuhan penduduknya sangat besar, pertumbuhan industri juga pesat, dan kita harus tetap mempertahankan lahan pertanian agar berkesinambungan," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak