Sosialisasi pilkada serentak 2018, KPU gandeng masyarakat ekonomi syariah

user
Mohammad Taufik 01 Juni 2018, 13:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung gencar melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandung yang akan digelar pada 27 Juni 2018 mendatang. Kali ini KPU menggandeng para aktivis di bidang ekonomi syariah yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Bandung.

Ketua MES Kota Bandung, Harry Maksum mengatakan, pihaknya membantu KPU untuk memberikan pemahaman terkait pelaksanaan pilkada serentak. Salah satu yang dibahas yakni terkait ajakan untuk menggunakan hak pilihnya dalam pilkada nanti.

"Aktivis MES banyak mahasiswa, ada yang baru pertama kali memilih juga. Kita ingin sosialisasikan imbauan juga supaya menggunakan hak pilihnya," ujar Harry kepada wartawan di Kampus STEBI Al Jabar, Jalan Batik Halus, Kota Bandung, Kamis (31/5).

Harry menekankan mengenai pentingnya menggunakan hak pilih dalam memiih pemimpin. Menurutnya suara para pemilih sangat berpengaruh dan akan menentukan arah kebijakan dan nasib Kota Bandung selama lima tahun ke depan. Dia pun memaparkan mengenai kaidah memilih dalam Islam.

"Kalau semuanya (pemimpin) buruk pilihlah yang paling sedikit buruknya. Kalau semua baik, pilih yang terbaik. Tapi Saya yakin ketiganya baik, tinggal mana yang lebih baik yang sesuai keinginan warga," katanya.

Dengan adanya sosialisasi ini, Harry berharap mereka dapat lebih mengetahui sosok para pasangan calon, serta visi misi yang diusung dari masing-masing pasangan calon baik di pemilihan walikota Bandung, maupun pemilihan gubernur Jawa Barat. Diharapkan tingkat partisipasi warga Bandung dalam memilih dapat meningkat.

Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi PEMILI Ahmad Suwardi mengatakan bahwa memilih pemimpin merupakan hal yang perlu dalam Islam. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab moral sebagai umat.

"Secara umum itu manusia diberi tanggung jawab mengelola dunia sesuai dengan kapasitasnya, termasuk memilih. Itu salah satu yang harus dilakukan supaya dalam pilihan nanti menambah peluang terpilihnya orang baik untuk memimpin," ucapnya.

Dia menyebut jika golput identik dengn orang yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu masyarakat diimbau untuk menyalurkan hak pilihnya sebagai bentuk partisipasi dalam menentukan arah kebijakan ke depan dengan memilih pemimpin.

Kredit

Bagikan