Mensos sebut 21 ribu warga Jabar jadi PSK, Kadinsos bilang cuma 5.217

user
Farah Fuadona 02 Juni 2016, 12:10 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan Jabar menjadi provinsi yang memiliki predikat lokalisasi terbesar karena sedikitnya ada 21 ribu bekerja sebagai PSK dari 11 lokalisasi. Kadinsos Jabar Arifin Harun Kertasaputra membantah data yang dilontarkan Khofifah.

"Data kami terakhir yakni 5.271 WTS (wanita tuna susila). Data tersebut terhimpun sampai tahun 2015. Kami menyebutnya WTS, karena WTS ini menyangkut masalah sosial. Ini yang terus kami bina agar tidak lagi menjadi (PSK)," kata Arifin pada merdeka.com, Kamis (2/6).

Adanya 11 lokalisasi di Jabar yang disebutkan Mensos, Arifin juga membantah. Lanjut dia Jabar sudah menutup seluruh lokalisasi, termasuk dua lokalisasi terbesar yang menampung PSK dengan jumlah banyak.

"Lokalisasi Saritem, Cibitung yang memang terbesar di Jabar sudah resmi ditutup. Sumedang, Bandung dan Kabupaten dan Indramayu sudah enggak ada lokalisasi," ujarnya.

Dia memperkirakan Mensos Khofifah itu harusnya menyebut 11 lokasi, bukan lokalisasi. 11 lokasi itu biasanya dijadikan kedok prostitusi dengan tempat bisnis spa, karaoke dan lainnya.

"Jadi mungkin 11 lokasi yang dicatat mensos. Kalau lokasi tempat yg digunakan prostitusi. Mungkin aja di spa, karaoke, panti pijat. Inikan sulit didata, belum lagi warung remang-remang di Jalur Pantura, itu kan lokasi," ujarnya.

Dia mengaku, akan segera menyampaikan data yang dimiliki Dinsos Jabar pada Mensos Khofifah. Sebab apa yang disampaikan Mensos pada penutupan lokalisasi di Kalimatan Timur itu tidak diketahui sumber datanya.

"Akan saya sampaikan langsung pada Mensos. Jadi perlu diklarifikasi memang," ujarnya.

Kredit

Bagikan