Pendekar wanita Bandung pamer jurus di Taman Budaya

user
Muhammad Hasits 03 April 2016, 15:44 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sejumlah pendekar pencak silat wanita memamerkan ilmu bela dirinya dalam acara “Ngadu Bako: Temu Pendekar Wanita” di Teater Terbuka Balai Pelestarian Taman Budaya Jawa Barat Jalan Bukit Dago Selatan, Bandung, Sabtu (2/4) malam.

Acara yang digagas Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI) itu dihadiri tokoh senior pencak silat, pendekar wanita hingga anak-anak.

Acara dibuka pukul 20.00 WIB dengan penampilan jurus-jurus silat tradisional yang diselingi talkshow. Penampilan memukau misalnya ditunjukkan Zahra (10). Siswi SD yang menjuarai ajang pencarian bakat di Jakarta ini sangat terampil memeragakan jurus-jurus silat diiringi gamelan.

“Pencak silat itu indah, bagus, dan kesenian Jawa Barat yang harus dimajukan,” kata Zahra, di sela pentasnya.

Selain Zahra, ada juga warga negara Jepang yang ikut pentas, yakni Kazumi Ogawa (52). Lalu ada ada Guru Besar Pencak Silat Internasional Mande Muda, Rita Suanda, yang memubuka perguruan silat di Amerika Serikat.

Ketua Umum MASPI, Asep Gurwawan mengatakan hingga saat ini Jawa Barat masih menjadi barometer pencak silat tradisional. Acara Ngadu Bako merupakan agenda tiga bulanan MASPI yang tujuannya melestarikan seni tradisi pencak silat.

“Acara ini untuk melestarikan pencak silat agar tetap membumi di negerinya sendiri,” terang Asep.

Dengan hadirnya pendekar pencak silat wanita diharapkan makin mengembangkan dan melestarikan seni pencak silat. Rencananya, acara pendekar pencak silat wanita akan terus diagendakan.

“Jabar dari dulu sebagai barometer pencak silat budaya, Jabar masih bertahan sampai sekarang dibadningkan provinsi lain. Mudahan-mudahan makin berkembang lagi melalui kehadiran pendekar-pendekar wanita ini,” katanya.

Untuk mengumpulkan para pendekar wanita, kata Asep, pihaknya mengundang 15 perguruan pencak silat di Bandung termasuk dari kampus.

Orang Jepang kembangkan pencak silat

Sementara Kazumi Ogawa baru dua tahun belajar pencak silat di perguruan silat Panglipur. Meski sudah berusia 52 tahun, pengusaha Jepang ini jatuh cinta pada seni pencak silat Jawa Barat.

Di atas panggung Teater Terbuka Taman Budaya Dago, ia mengikuti irama gamelan dan terompet dengan ilmu pencak silatnya, memasang kuda-kuda dengan tatapan tajam ke depan, mengeluarkan jurus.

Di tengah pertunjukkan ia mengibarkan dua buah kipas, sebuah benda budaya Jepang. Di pencak silat, menggunakan kipas sebagai senjata adalah asing. Rupanya Kazumi ingin memadukan budaya Jepang dan pencak silat lewat jurus-jurus pencak silat dan kipas.

Di akhir pertunjukkan, Kazumi yang mengenakan seragam pangsi hitam dan ikat kepala batik seditik terpeleset karena lantai yang licin akibat sisa hujan. Ia tersenyum malu, tapi penonton memberinya tepuk tangan sebagai penyemangat.

Kredit

Bagikan