Koh Abun, pedagang kelontongan koleksi 700 topeng Indonesia

user
Mohammad Taufik 22 Januari 2016, 15:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Galeri Seni Abun menempati ruko di Jalan Kiaracondong Nomor 33E, Cicadas, Bandung. Sanggar seni itu terhimpit di antara toko elektronik. Bagian muka galeri didominasi kaca sehingga barang seni bisa diintip dari luar.

Koleksi itu berupa ratusan topeng kayu yang mendominasi dinding ruangan. Topeng-topeng tersebut biasa dipakai pertunjukan tari topeng yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Topeng yang dipajang beragam jenis, warna dan ukuran. Pemilik Galeri Seni Abun, Abun Adira (73) membagi seni penutup muka itu ke dalam beberapa kelompok, mulai dari topeng untuk pertunjukan hiburan atau bodor, misalnya topeng punakawan. Topeng-topeng bodor dengan bentuk wajah lucu dan beraneka warna itu masing-masing diberi nama.

Ada juga topeng tari yang juga beragam bentuk dan warna, semuanya diberi nama dan tempat asal pembuatan. Saat ini, koleksi topeng Abun antara 600 sampai 700 topeng dipajang di lantai satu dan dua galeri.

Topeng tersebut berasal dari daerah memiliki kesenian tari topeng seperti Cirebon, Yogya, Solo, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan. "Koleksi topeng saya bisa dibilang sudah lengap bisa wakili seni topeng Indonesia," kata Abun, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.

Abun mulai membuka galerinya sejak 1997, waktu itu namanya Galeri Adira. Di usinya yang sudah sepuh, Abun tetap menjalani kesibukan sehari-harinya, yakni membuka toko kelontongan di Cicadas.

Meski sibuk dagang, ayah tiga anak dan satu cucu ini tak meninggalkan cintanya pada dunia seni. Ia juga dikenal sebagai pelukis Bandung. Awalnya galeri tersebut memajang lukisan karyanya dan memajang berbagai karya seniman khususnya Bandung.

Persentuhannya dengan seni topeng dimulai ketika membuka pameran lukisan kaca Cirebon pada 2006. Pelukisnya didatangkan dari Trusmi, Cirebon. Ia juga sempat main ke kota di utara Jawa Barat itu. Di Trusmi ia menemukan orang berkerumun menyaksikan pembuatan topeng. Ia memotret pembuatan topeng tersebut untuk dipajang di galerinya.

Sejak itulah ia mulai tertarik pada topeng. Ia memborong berbagai jenis topeng Cirebon, misalnya topeng Cerita Panji, topeng Klana, topeng Samba. Berikutnya, setiap main ke suatu daerah, hal pertama yang ia tanyakan adalah ada tidaknya pembuat topeng di daerah tersebut.



"Saya mencari topeng sampai pelosok-pelosok," katanya. Ia mendapatkan topeng barong Bali, topeng reog Ponorogo, topeng suku-suku di Kalimantan dan Sumatera. "Kecuali Papua, karena di sana kan banyaknya patung bukan topeng."

Seniman kelahiran Bandung ini mengaku tergila-gila pada khasanah topeng Indonesia. Ia menyukai bentuk, warna dan auranya. Pada 2011, ia menggelar pameran topeng koleksinya.

Saat ini, tidak hanya topeng yang menghiasi Galeri Seni Abun. Tetapi ada juga koleksi lengkap wayang golek Sunda, wayang Cepak Indramayu, wayang tengul Bojonegoro, wayang kulit Cirebon, wayang krucil, wayang kulit Yogyakarta dan Solo. Masing-masing wayang memiliki karakteristik khas.

Untuk melihat koleksi topeng maupun wayang milik Abun, Galeri Seni Abun buka tiap hari kerja mulai pukul 14.00-19.00 WIB. "Saya buka siang karena paginya harus jaga toko," katanya seraya terkekeh.

Kredit

Bagikan