Denah Bicara, alat cerdas bikinan Bandung buat penyandang disabilitas

user
Mohammad Taufik 11 Januari 2016, 17:40 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Bagi siswa penyandang disabilitas netra di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wiyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, kini tak perlu khawatir dan kesulitan mencari ruangan yang dituju. Di sana kini ada alat yang dinamakan 'Denah Bicara', fungsinya sebagai petunjuk mengenai lokasi-lokasi di komplek Wiyataguna.

Alat yang memudahkan para siswa baru maupun lama di Wiyataguna tersebut diciptakan oleh Deki Ardiansyah yang berprofesi sebagai fungsional pekerja sosial. Berawal dari sebuah tantangan untuk menciptakan alat yang mampu memudahkan para penyandangan disabilitas, dia berhasil menciptakan alat tersebut.

"Awalnya saya ditantang oleh Kepala Panti untuk membuat denah yang tahan air dan tahan panas. Karena sebelumnya Kepala Panti minta ke beberapa orang enggak ada yang bisa. Kemudian saya buat alat yang bisa berbicara untuk membantu teman-teman, saudara, adik-adik saya yang disabilitas netra," kata Deki, Senin (11/1).

‎Dia menuturkan, selama ini para siswa kesulitan untuk mencari lokasi tujuannya karena komplek Wiyataguna cukup luas. Bahkan tak sedikit para siswa tersesat saat berkeliling.

"Agar mereka bisa memahami konsep ruang, bentuk, dan supaya mereka enggak nyasar. Di setiap ruangan ada alat ultrasonik, jadi ‎kalau ada yang jalan langsung bunyi. Respon anak-anak juga sangat antusias karena alat ini sifatnya baru, juga sangat membantu mereka ke zona-zona yang mereka inginkan di Wiyataguna. Saat diraba mereka jadi tahu bentuk asli ruangannya," tutur Deki.

Bahkan menurut dia, alat ciptaannya ini merupakan yang pertama di Indonesia. "Saya mengklaim di Indonesia alat ini baru ada di Wiyataguna. Saya cek di google, di Indonesia belum ada. Dan di Amerika juga baru tahap riset, untuk peta atau denah bicara ini. Saya bikin mendadak, karena ini tantangan buat saya‎," ujarnya.

‎Untuk berikutnya, kata Deki, masih banyak hal yang ingin dia ciptakan guna mempermudah penyandang disabilitas netra. Namun karena terbatas dana, Deki pun masih belum merealisasikan ide-ide cemerlangnya itu.

"Ke depan banyak sih yang ingin diciptakan, salah satunya robot yang punya kemampuan gerakan salat. Tapi kan dananya lumayan, jadi belum sampai belanja komponen‎, tapi kalau rancangannya sudah ada," ucap Deki.

Kredit

Bagikan