Investasi lukisan di Bandung tetap subur meskipun saat dolar naik

user
Mohammad Taufik 03 Januari 2016, 17:52 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Lukisan menjadi salah satu barang seni yang memiliki nilai investasi tinggi, seperti emas atau deposito. Maka dari itu, geliat seni lukisan di Bandung terus berdenyut. Bahkan bagi kalangan tertentu investasi lukisan dinilai aman dan menjanjikan.

Ketika nilai tukar dolar AS sempat menekan rupiah, transaksi lukisan di salah satu sentral lukisan Jalan Braga, Bandung, justru tidak terpengaruh. Malah cenderung mengalami kenaikan.

"Pasarya cukup bagus, ada peningkatan sekitar 5 persen dari tahun kamarin," kata Ropih Amantubillah, 57 tahun, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.

Seniman pemilik Rumah Seni Ropih ini menjelaskan, tiap kali rupiah tertekan oleh dolar AS, pangsa pasar lukisan justru naik meski kenaikannya tidak besar.

"Di kita makin naik dolar makin ramai. Misalnya krisis 97 lalu, penjualan lukisan justru ramai. Orang banyak nyari lukisan sebagai investasi. Banyak karya bermutu yang dibeli kemudian nanti dijual berkali lipat," ujarnya.

Transaksi di Rumah Seni Ropih dalam sebulan bisa mencapai 60 sampai 100 lukisan dengan harga antara Rp 250.000 sampai Rp 50 juta. Dalam sehari bisa ada pemborong 5 sampai 10 lukisan.

Lukisan yang dijual beragam aliran, mulai realis, naturalis, abstrak, ekspresionisme hingga kaligrafi. "Yang menonjol jenis lukisan naturalis dan ekspresionis. Tapi kalau harga mahal umumnya lukisan ekspresionis. Sedangkan lukisn naturalis tidak terlalu mahal," katanya.

Ia menambahkan, lukisan ekspresionis lebih mahal karena proses pembuatannya memerlukan eksplorasi mendalam dari si pelukis. Pembeli lukisan ekspresionis dan abstrak kebanyakan dari Eropa.

"Turis Eropa saat ini ingin mendapat barang seni yang bukan hanya dinikmati mata, tapi terjadi komunikasi antara perupa dan penikmat. Yang dituangkan pelukis dapat dirasakan oleh penikmat. Itu sebabnya mereka lebih menggemari lukisan-lukisan ekspresionis atau abstrak," terangnya.

Kendati demikian, pangsa dalam negeri juga mulai mengarah ke lukisan ekspresionis atau abstrak dengan pertimbangan nilai investasi.

Kredit

Bagikan