Soal pelemahan Rupiah: Faisal Basri minta para menteri cintai Rupiah dan jual Dolar

user
Endang Saputra 02 Agustus 2018, 13:22 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Rupiah semakin melemah. Ini disebut-sebut sebagai tanda bahwa Indonesia tengah mengalami krisis. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan alam yang berlimpah.

Ekonom Senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri menuturkan, persoalan yang menimpa negara ini tentu sangat banyak. Untuk mengatasi sederet masalah seperti krisis ekonomi yang belakangan disebut-sebut tengah menimpa Tanah Air ini sebenarnya bisa dilakukan dari berbagai aspek.

Kata Faisal, ada penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dilakukan oleh pemerintah pusat. Hal sederhana untuk kembali memperkuat rupiah adalah dengan kembali mengkampanyekan gerakan cinta rupiah.

Saat ini, para elite dinilai Faisal justru lebih senang melakukan 'ternak' dolar. Di antara para elite tersebut adalah menteri-menteri Indonesia yang memiliki kekayaan berlimpah.

"Tolong ya para elite jual dolar-dolarnya, jangan diternak itu. Banyak sekali elite yang beternak dolar, mintalah menteri-menteri itu jual dolarnya. Kalau menteri saja enggak percaya sama rupiah, bagaimana rakyat mau percaya," ujar Faisal kepada Merdeka Bandung, Rabu (1/8).

Ia membahas perihal Gerakan Cinta Rupiah yang diprakarsai oleh putri Presiden Soeharto, Tutut Hadiarti Rukmana. Kala itu, Mbak Tutut berupaya untuk mengajak masyarakat melepas valas dan ia pun melakukannya secara tegas dengan menjual dolar yang dimilikinya.

"Ingat dulu jaman krisis ya, Mbak Tutut langsung melakukannya dengan menjual dolar yang dia punya," tutur dia.

Perkara kekayaan para elite dalam dolar, Faisal mengaku miris saat masa Susilo Bambang Yudhoyono melaju menjadi seorang Presiden RI. Kala itu, kekayaan SBY tercatat 64 persennya dalam dolar, bukan rupiah.

"Coba bayangkan waktu Pak SBY mau jadi presiden, 64 persen kekayaannya dalam US dolar. Itu kan enggak pantas. Jangan rakyat terus dipaksa berkorban, tolong para elite juga dong," katanya.

Kredit

Bagikan