Harga telur naik, pelaku UKM di Bandung menjerit

Telur
Bandung.merdeka.com - Menjelang hari raya Idul Fitri, harga sederet bahan pokok merangkak naik, seperti telur. Kenaikan harga telur yang terjadi dibeberapa pasar di Kota Kembang membuat para pelaku usaha kecil menengah menjerit.
Tingginya harga telur sendiri sebenarnya sudah terjadi sejak awal bulan suci Ramadan. Mendekati hari raya Idul Fitri, kenaikan harga seperti telur semakin terasa dan tentu saja para pelaku UKM mengeluhkan hal tersebut.
Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat (Jabar), Iwan Gunawan mengatakan, tingginya harga telur saat ini tentunya berpengaruh besar bagi pelaku UKM khususnya sektor kuliner yang menggunakan komoditas tersebut sebagai bahan baku.
"Yang menjadi masalah adalah kenaikan harga bahan baku ini tidak serta merta membuat para pelaku UKM menaikan harga jual. Tentunya itu akan sulit, mengingat pula bila daya beli masyarakat yang relatif rendah," ujar Iwan kepada Merdeka Bandung, belum lama ini.
Iwan menjabarkan, memang tidak dipungkiri bila kenaikan harga telur ini membuat sebagian pelaku usaha memilih untuk menaikan harga jual produknya. Meski begitu, presentase kenaikannya tidak setinggi besaran kenaikan harga bahan baku.
"Enggak sedikit juga yang memilih untuk tetap menjual produk dengan harga biasanya. Ya mengingat daya beli masyarakat yang rendah tentunya sulit ya. Itu artinya mereka memangkas besaran keuntungan," papar dia.
Menyinggung perihal daya beli, Iwan memfokuskan permasalahan pada harga. Saat ini, masyarakat cukup sensitif dengan perbedaan harga. Ia mencontohkan, perbedaan harga hanya Rp 1.000 saja, bisa menjadi begitu mencolok.
"Soal harga sekarang sensitif ya. Perbedaan harga Rp 1.000 per pieces saja sekarang bisa membuat konsumen memilih beralih pada produk pesaing dengan harga lebih murah. Apalagi kalau pemasarannya online, konsumen bisa beralih dengan cepat," kata dia.
Sementara itu, dari pantauan Merdeka Bandung, harga telur di Pasar Ujung Berung kini berkisar Rp 25 ribu. Harga tersebut naik sekitar Rp 5 ribu dari harga sebelum Ramadan.
Seorang pelaku UKM pembuatan cake dan pastry, Neneng Sansan mengaku bila kenaikan harga telur ini memang sangat berpengaruh. Terlebih, telur merupakan bahan pokok yang selalu digunakannya.
"Saya biasa jualan cake tetapi kalau Ramadan gini penjualannya sepi. Makanya saya beralih ke kue kering saja, penggunaan telurnya tidak sebanyak kue. Ya tetap saja kalau harga telurnya terus naik, mau enggak mau saya juga akan menaikan harga," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak