Harga telur naik, pelaku UKM di Bandung menjerit

user
Endang Saputra 27 Mei 2018, 11:35 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menjelang hari raya Idul Fitri, harga sederet bahan pokok merangkak naik, seperti telur. Kenaikan harga telur yang terjadi dibeberapa pasar di Kota Kembang membuat para pelaku usaha kecil menengah menjerit.

Tingginya harga telur sendiri sebenarnya sudah terjadi sejak awal bulan suci Ramadan. Mendekati hari raya Idul Fitri, kenaikan harga seperti telur semakin terasa dan tentu saja para pelaku UKM mengeluhkan hal tersebut.

Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat (Jabar), Iwan Gunawan mengatakan, tingginya harga telur saat ini tentunya berpengaruh besar bagi pelaku UKM khususnya sektor kuliner yang menggunakan komoditas tersebut sebagai bahan baku.

"Yang menjadi masalah adalah kenaikan harga bahan baku ini tidak serta merta membuat para pelaku UKM menaikan harga jual. Tentunya itu akan sulit, mengingat pula bila daya beli masyarakat yang relatif rendah," ujar Iwan kepada Merdeka Bandung, belum lama ini.

Iwan menjabarkan, memang tidak dipungkiri bila kenaikan harga telur ini membuat sebagian pelaku usaha memilih untuk menaikan harga jual produknya. Meski begitu, presentase kenaikannya tidak setinggi besaran kenaikan harga bahan baku.

"Enggak sedikit juga yang memilih untuk tetap menjual produk dengan harga biasanya. Ya mengingat daya beli masyarakat yang rendah tentunya sulit ya. Itu artinya mereka memangkas besaran keuntungan," papar dia.

Menyinggung perihal daya beli, Iwan memfokuskan permasalahan pada harga. Saat ini, masyarakat cukup sensitif dengan perbedaan harga. Ia mencontohkan, perbedaan harga hanya Rp 1.000 saja, bisa menjadi begitu mencolok.

"Soal harga sekarang sensitif ya. Perbedaan harga Rp 1.000 per pieces saja sekarang bisa membuat konsumen memilih beralih pada produk pesaing dengan harga lebih murah. Apalagi kalau pemasarannya online, konsumen bisa beralih dengan cepat," kata dia.

Sementara itu, dari pantauan Merdeka Bandung, harga telur di Pasar Ujung Berung kini berkisar Rp 25 ribu. Harga tersebut naik sekitar Rp 5 ribu dari harga sebelum Ramadan.

Seorang pelaku UKM pembuatan cake dan pastry, Neneng Sansan mengaku bila kenaikan harga telur ini memang sangat berpengaruh. Terlebih, telur merupakan bahan pokok yang selalu digunakannya.

"Saya biasa jualan cake tetapi kalau Ramadan gini penjualannya sepi. Makanya saya beralih ke kue kering saja, penggunaan telurnya tidak sebanyak kue. Ya tetap saja kalau harga telurnya terus naik, mau enggak mau saya juga akan menaikan harga," katanya.

Kredit

Bagikan