DLH Kota Bandung tertarik dengan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi BBM

Sekretaris DLH Kota Bandung Dedy Dharmawan
Bandung.merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLH) Kota Bandung tertarik dengan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digagas oleh komunitas Get Plastic. Salah satu Founder komunitas Get Plastic Dimas Bagus Wijanarko sempat melakukan uji coba terkait alat pengolahan sampah plastik menjadi BBM di kantor DLH Kota Bandung.
Sekretaris DLH Kota Bandung Dedy Dharmawan, mengatakan pihaknya tertarik untuk menggunakan alat pengolah sampah plastik tersebut. Menurutnya, alat pengolah sampah tersebur dinilai cocok untuk diterapkan di Kota Bandung.
"Kita akan coba manfaatkan hasil karya anak bangsa untuk di Kota Bandung, sedang kita hitung skalanya. Sebenarnya untuk skala kecil di wilayah bisa digunakan, sehingga masing-masing sampah jadi barokah di wilayahnya," ujar Dedy kepada awak media.
Menurut Dedy, alat pengolah sampah tersebur dinilai memberikan solusi terkait persoalan sampah di Kota Bandung. Hal ini sesuai dengan prinsip sampah habis diolah disumbernya. Terutama di tingkat RT ataupun RW. Sehingga tidak lagi menggunakan metode konvesional dengan membuang sampah dan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA.
"Ternyata sampah plastik bisa habis oleh alat ini. Sehingga kalau diolah dari sumbernya maka sampah akan habis di sumber, tidak ada yang ke TPS cukup berhenti di RW," kata dia.
Apalagi, lanjut Dedy harga untuk pembuatan alatnya tergolong sangat murah. Ditambah proses yang tidak sulit dan tidak memakan waktu yang lama. Menurutnya, alat dengan harga kurang dari Rp 2 juta itu bisa digunakan di tingkat RW. Pengadaannya pun bisa menggunakan anggaran PIPPK yang diberikan Pemkot kepada masing-masing RW setiap tahunnya.
"Saya dorongnya bisa digunakan per RW. Hasilnya bisa digunakan untuk bahan bakar triseda. Selain itu juga bisa digunakan untuk aktivitas disitu,seperti tukang gorengan. Intinya sampah berhenti di sumber melalui teknologi sederhana yang ramah lingkungan dan bisa cepat (proses)," ucapnya.
Dedy mengungkapkan, pihaknya akan segera mengkaji untuk bisa menggunakan alat tersebut. DLH Kota Bandung akan mengkaji bersama Bapelitbang. Ia berharap maksimal tahun depan alat sederhana itu bisa digunakan untuk skala kewilayahan.
"Kita targetkan tahun depan," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak