Mahasiswa Indonesia sabet juara 1 dalam kompetisi Cyber South East Asia Game 2017

user
Mohammad Taufik 01 Desember 2017, 14:13 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Tiga mahasiswa ITB berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan merebut juara pertama di Cyber South East Asia (SEA) Game 2017 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada akhir November lalu.

Tim Indonesia ini beranggotakan Muhamad Visat Sutarno (Teknik Informatika ITB 2013), Aufar Gilbran (Teknik Informatika ITB 2013), Jason Jeremy Iman (Teknik Informatika ITB 2014), dan satu mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) 2012. Mereka berhasil meraih kesempatan untuk maju ke tahap Final Security Contest (SECCON) Capture The Flag (CTF) tingkat dunia yang akan diadakan di Tokyo, Jepang pada Februari 2018 mendatang.

Perjuangan mereka dimulai ketika mengikuti kompetisi bertajuk Cyber Jawara Indonesia 2017. Kompetisi yang digelar oleh Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center (Id-SIRTII/CC) menguji para pesertanya dengan berbagai soal terkait pertahanan dan keamanan jaringan, hacking, kriptografi, penetrasi sistem, analisis forensik, dan lainnya.

Setelah melalui babak penyisihan yang diikuti oleh 172 tim dari seluruh Indonesia, hanya 18 tim yang dapat mengikuti babak final. Beberapa di antaranya adalah pemenang-pemenang kompetisi cyber antar kampus tingkat nasional.

Tim JAV yang terdiri dari Jason, Aufar, dan Visat berhasil menyingkirkan 17 tim lainnya, dan menduduki peringkat pertama Cyber Jawara Indonesia 2017, juga mendapatkan kehormatan untuk mewakili Indonesia di tingkat Asia Tenggara, yaitu pada Cyber SEA Game 2017. Dalam kompetisi tersebut, mereka pun berhasil keluar sebagai juara dengan menyisihkan saingan terberat dari Singapura, Vietnam dan Thailand.

Walau sudah menyandang gelar juara pertama, tim JAV tidak cepat puas ataupun berhenti berusaha. Baik Visat, Aufar, maupun Jason sering mengerjakan soal latihan secara online ataupun offline bersama-sama. Tidak jarang juga mereka mengikuti kompetisi online maupun offline lainnya sebagai sarana pembelajaran dan batu loncatan. Berawal dari ketertarikan pribadi terhadap bidang cyber, hingga akhirnya berkarya dalam bentuk kemenangan.

"Berkarya bukan selalu tentang kompetisi ataupun sesuatu yang langsung terlihat. Berkarya bisa dilakukan dengan cara menekuni suatu bidang yang kita suka dan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh hingga hal tersebut berbuah," kata Jason, salah satu anggota tim.

Kredit

Bagikan