Pesawat N219 diharapkan bisa menggerakkan aktivitas perekonomian dan mobilisasi warga
Bandung.merdeka.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) kedatangan Menteri BUMN Rini M Soemarno, pada Minggu (1/10). Kehadiran Rini untuk melihat langsung pesawat N219 yang berhasil uji terbang pada Agustus 2017 lalu
"Saya bangga dengan PTDI dan program N219-nya. Namun komersialisasi N219 harus dilakukan dengan memanfaatkan pasar domestik, khususnya melalui sinergi BUMN. PTDI harus mampu mencetak laba agar dapat sustain dan terus eksis hingga ratusan tahun ke depan," kata Rini dalam keterangan tertulis diterima merdeka.com.
Dia melanjutkan, "PTDI harus fokus terhadap produk buatannya sendiri, untuk produk yang teknologinya sudah advanced, lebih baik kerjasama dengan perusahaan yang sudah kuat dalam segmen pasar tersebut, karena pengembangannya perlu biaya yang besar."
‎Menurut dia, Pesawat N219 selain untuk menjadi alat angkut logistik ini juga mampu menjangkau Potensi Pariwisata Nasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor KM. 38/UM.001/MP/2017 tentang Logo Branding 10 Destinasi Pariwisata Indonesia terdapat 10 prioritas kunjungan wisatawan saat ini.
Sebut saja, Danau Toba, Medan, Sumatera Utara. ‎Pantai Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung.‎ Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. ‎Pantai Tanjung Lesung, Banten.‎ Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.‎ ‎Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru, Pasuruan, Jawa Timur.
Penambahan armada angkutan udara perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Pesawat N219 hadir sebagai alat transportasi nasional karya anak bangsa, yang dapat mengangkut wisatawan dari kota besar menuju tempat wisata.
Pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amphibi yang dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air. "Pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara," kata Direktur Utama Elfien Goentoro.
Dia menambahkan, pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi geografis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan. Pesawat terbang N219 dapat menjadi solusi untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas wilayah terdepan, tertinggal dan terluar di pegunungan Papua dan Papua Barat, sehingga program satu harga pemerintah dapat terwujud.
"Pesawat N219 akan menggerakan aktivitas masyarakat di wilayah Papua, aktivitas perekonomian dan mobilisasi warga diharapkan dapat berjalan dengan lancar," katanya.