PVMBG Indonesia bikin aplikasi pemantau aktivitas gunung dan potensi tsunami

user
Mohammad Taufik 14 September 2017, 18:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membuat terobosan anyar. Aktivitas gunung di Indonesia dan potensi tsunami yang terintegrasi dengan BMKG, sekarang bisa diketahui masyarakat lewat aplikasi MAGMA (Multiplatform Application for Geoharzar Mitigation and Assesment).

Aplikasi berbasis android ini bisa diunduh langsung lewat Playstore. Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil, aplikasi yang sebenarnya sudah dikembangkan sejak 2015 ini berisikan informasi dan rekomendasi kebencanaan geologi terintegrasi.
‎
"Gunung api, gempa bumi, potensi tsunami, dan gerakan tanah yang bisa disajikan pada masyarakat secara realtime dan interaktif," kata Devy dalam acara sosialisasi aplikasi MAGMA Indonesia, di Auditorium Geologi Bandung, Kamis (14/9).

Dalam sosialisasi, aplikasi MAGMA tersebut sempat diujicobakan langsung di hadapan pemangku kepentingan dan beberapa kalangan yang hadir. Kondisi gunung yang tersebar di seluruh Indonesia bisa terlihat kondisinya secara realtime dalam sebuah layar. Gunung disimbolkan dengan ikon segitiga.

Jika gunung berwarna hijau status gunung masih normal. Sedangkan kuning berarti waspada. Adapun orange berarti siaga dan merah awas. Untuk gunung yang meletus diperjelas dengan gambar asap. Seluruh gunung yang aktif berisikan juga informasi dan rekomendasi bagi masyarakat di sekitar gunung. Seperti halnya Gunung Api Sinabung.

Dilihat merdeka.com dalam aplikasi MAGMA, pada pukul 11.15 WIB, gunung tersebut masih menunjukan aktivitasnya. Dalam pengamatan yang dilakukan PVMBG masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak. Diingatkan juga warga dekat sungai untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, Indonesia sendiri memiliki 127 gunung berapi aktif. 69 diantaranya terus dalam pemantauan intensif karena terdapat aktivitas magma di dalamnya. Untuk terus memantau aktivitas gunung tersebut sedikitnya 208 pengamat disebar.

"Mereka bekerja 24 jam yang akan terus meng-update informasi ke PVMBG di sini," terang Kasbani di tempat sama.

Dia menambahkan, aplikasi MAGMA ini tentu sangat membantu mitigasi bencana dan bisa mengurangi resiko bencana terhadap masyarakat yang tinggal di permukinan kaki gunung. ‎"Aplikasi sangat membantu mitigasi. Karena mengurangi resiko dengan informasi yang updatenya tersebut," sebutnya.

Indonesia sendiri memang pernah dilanda bencana besar, yakni tsunami Aceh pada 2004 silam. Dari bencana itu pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penanggulangan Kebencanaan Nomor 24 tahun 2007. Salah satu Pasal itu menyebutkan kewajiban pemerintah dalam memberikan informasi kebencanaan pada masyarakat baik melalui kegiatan sosialisasi, penyadaran maupun peningkatan kemampuan menghadapi bencana.‎

"Jadi aplikasi ini satu jendela, yang langsung terdapat notifikasinya. Sehingga masyarakat bisa mengetahui potensi-potensi yang terjadi dan masuk wilayah mana bencana itu. Masyarakat juga bisa menyampaikan informasi langsung karena bisa interaktif juga," ujar Kasbani. ‎

Kredit

Bagikan