Orangtua tak tahu Agus belajar rakit bom panci
Bandung.merdeka.com - Orangtua Agus Wiguna (22) terduga pelaku terorisme tidak mengetahui jika anaknya belajar merakit bom panci. Agus jika berada di kampung asalnya, di Kampung Cibelentuk, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut dikenal pemuda aktif di bidang keagamaan.
"Ada perubahan perilaku memang belakangan ini, orangtuanya sendiri tidak tahu," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus di Bandung, Senin (10/7). Perubahan itu memang dirasakan sejak awal 2017. Hal itu diketahui usai Tim Densus 88 Mabes Polri menyambangi kediamannya langsung dan memeriksa orangtuanya pada Minggu (9/7) kemarin.
Agus bertolak ke Bandung untuk berjualan bakso cuankie. Di rumah kontrakan yang dihuni seorang diri di Kampung Kubang Bereum RT07/RW11, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung, Agus belajar tentang terorisme dari internet. Polanya lone wolf atau tidak terikat jaringan. Begitu dugaan sementaranya.
Rakitan bom berdaya ledak rendah itu justru meledak dengan sendirinya pada Sabtu (8/7) lalu. Padahal bom rencananya bakal diledakkan di salah satu kafe yang ada di Jalan Braga, Kota Bandung pada 16 Juli nanti.
"Jadi dia sudah belajar dari April lalu di internet. Sasaran yakni 16 Juli nanti, kafe di Bandung. Dalam rencananya bom itu memang pakai panci dan pakai tali. Tali itu diikat. Kalau talinya kesangngkut bom lalu akan meledak. Itu baru satu yang memang sudah agenda tanggalnya si Agus ini," terangnya.
Kepolisian sejauh ini memang belum mendapatkan pengembangan lagi terkait bom panci hasil dari penangkapan Agus tersebut.
Bom panci ini tentu mengingatkan pada ledakan yang terjadi pada Februari 2017 lalu di Lapang Pendawa, Kecamatan Cicendo Kota Bandung. Namun Yusri menegaskan belum dapat menyimpulkan apakah adanya keterkaitan atau tidak. "Kalau yang bom panci, Kampung Melayu, itu memang ada keterkaitan. Total sudah 20 itu yang diamankan," imbuhnya.