Kapolda Jabar minta anggotanya kerja luar biasa perangi terorisme

user
Farah Fuadona 10 Juli 2017, 12:27 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan meminta anggotanya untuk bekerja luar biasa memerangi terorisme yang kini nyata ancamannya berada di tengah lingkungan masyarakat. Salah satu kerja luar biasa itu bisa ditunjukan kerja maksimal setiap harinya.

"Kerja luar biasa itu, kalau biasanya delapan jam kalau perlu 24 jam kan begitu. Kalau orang lain (libur) ya kita tidak pernah ada libur," kata Anton usai menghadiri HUT Bhayangkara ke-71 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Senin (10/7).

Anton beralasan mengapa mengajak anggotanya untuk sama-sama bekerja maksimal untuk menjaga situasi di wilayah hukumnya tetap kondusif. Dengan ditemukannya pelaku bom panci di Kecamatan Buah Batu Bandung bahwa memang ancaman itu bisa hadir di mana dan kapan-pun.

Pelaku bom panci juga bukanlah yang pertama ditemukan. Sebelumnya bom tersebut juga terjadi di Lapang Pendawa, Kecamatan Cicendo Kota Bandung pada Februari 2017 lalu.

"Saya berharap dan mengajak seluruh rekan-rekan bahwa kondisi saat ini bukan kondisi biasa-biasa saja tapi ‎sebuah kondisi luar biasa maka saya ajak rekan-rekan polisi di Jawa Barat bekerja lebih berusaha dengan Cara luar biasa bukan cara biasa-biasa saja.

"Karena kalau dengan cara biasa kita tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan apalagi Jabar mau tidak mau jadi salah satu kantong tempat para teroris
Ini PR sangat berat tapi dengan ‎dukungan komponen masyarakat serta Gubernur, TNI, dan kejaksaan kita perangi bersama terorisme," kata jenderal polisi bintang dua itu.

Dia mengatakan, terorisme adalah kejahatan luar biasa yang tidak bisa dibenarkan dalam pemahaman agama maupun kehidupan sosial. Terorisme bisa hadir karena membentuk ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

"Terorisme betul sebuah kejahatan yang luar biasa tidak adaalasan apapun juga untuk terorisme dan terorisme bukan hanya perang fisik tapi juga ideiologi, ‎dan keyakinaan. Untuk itu mohon dukungan dari elemen masyarakat khususnya alim ulama tokoh sesepuh untuk meyakinkan kepada masyarakat agar masyarakat tidak terbujuk bahwa itu tipu daya berkedok agama," ujarnya.

Kredit

Bagikan