Hari Lahir Pancasila, Aher dan Emil tegaskan Pancasila sudah final

user
Mohammad Taufik 01 Juni 2017, 19:50 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bertindak sebagai inspektur upacara pada hari lahir Pancasila di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (1/6). Di hari lahirnya Pancasila, pria yang akrab disapa Aher itu menekankan Indonesia ditakdirkan keberagaman sudah seharusnya menunjukkan pesan kedamaian bukan pertentangan.

"Untuk hidup harmonis dalam kebhinekaan saya kira itu pesan utama di hari lahir Pancasila ini," kata Aher saat ditemui wartawan usai upacara.

Jika semua masyarakat bisa menerapkan makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tentu itu akan memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia. "Bahwa kita selalu untuk berkomitmen dengan Pancasila sebagai ideolgi negara, UUD 45 dan NKRI," ujarnya.

Pancasila sebagai dasar negara menurutnya bukan hal yang harus dibicarakan dan dibahas lagi. Sebab nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila itu sudah keputusan final dan tidak lagi dapat diganggu lagi.

Dia pun sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo jika memang ada orang yang ada anti Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. "Presiden sudah tekankan betul bahwa pemerintah akan menindak tegas kalau ada orang yang anti-Pancasila. Atau anti-UUD 45, NKRI. Sebagaimana ketika ada komunisme dulu. Itu harus ditindak tegas," ujarnya.

Sebagai kepanjang tanganan pemerintah pusat, Aher pun mengaku terus mendorong Badan Kesatuan Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah Jawa Barat untuk terus melaksanakan langkah-langkah strategis agar tidak ada lagi yang hendak merubah bahkan anti terhadap idelogi.

"Saya tugaskan kesbangpol untuk laksanakan langkah-langkah agar Masy Jabar yang menjadi bagian Indonesia untuk berkomitmen hanya mengakui ideologi Pancasila sebagai dasar negara tidak yang lain," ujarnya.

Di tempat terpisah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Balai Kota Bandung. Turut hadir dalam upacara tersebut sejumlah pejabat tinggi diantaranya Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial, Ketua DPRD Kota Bandung Isa Subagja serta Dandim 0618/BS Letkol Inf Sugiyono.

Dalam amanatnya, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang sudah final. Sehingga jangan pernah ada lagi hal hal atau ideologi baru yang ingin menggantikan Pancasila.

"Jangan pernah melupakan bahwa dasar negara tetap pancasila, sudah final. Ini sudah disepakati para pendiri bangsa, terdiri dari para politisi negarawan dan ulama-ulama, semua komponen sudah final mendiskusikan rumusan-rumusan, banyak alternatif akhirnya dipilih Pancasila seperti yang sekarang kita pahami," ujar Ridwan kepada peserta upacara.

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut, sedikitnya ada tiga hal yang menjadi keprihatinannya saat ini. Pertama, di level anak-anak dan remaja, menurut dia terjadi kekosongan pemahaman tentang Pancasila, karena komponen pelajaran sedikit.

"Saya harap ke pemerintah pusat mengembalikan lagi pelajaran PMP (pendidikan moral Pancasila) dengan cara cara yang kekinian," katanya.

Keprihatinan yang kedua kata Emil yakni terkait krisis keteladanan dalam keseharian dari orang orang dewasa, yang seharusnya menunjukkan pengamalan nilai Pancasila.

"Ya seperti toleransi, menghormati perbedaan, mendahulukan yang tua, menghormati agama yang dianut, tidak ada pelecehan agama, mendukung kemanusiaan tidak pelit, rajin sedekah infaq, menjaga persatuan apapun suku bangsa dan agamanya. Kemudian kalau ada masalah musyawarah jangan demo demo, lakukan dialog dan juga pembelaan terhadap mereka yang tidak mampu ditunjukkan oleh kita-kita yang dewasa dewasa," ungkapnya.

Hal memprihatinkan lainnya, lanjut Emil, yakni mulai terbacanya gerakan-gerakan yang mencoba menihilkan Pancasila.

"Nah ini harus segera di lawan dan diselesaikan dengan tegas oleh pemerintah. Kalau tiga hal ini dilakukan, Insyaallah nilai Pancasila akan harum lagi berkembang lagi di bumi Indonesia ini." ucap Emil.

Adapun upaya yang dilakukan Pemkot Bandung sendiri untuk menghalau gerakan-gerakan menyimpang tersebut dengan menguatkan peran forum komunikasi intelijen daerah. Menurut dia forum ini selalu rutin sebulan sekali memetakan masalah jika ada gerakan yang ingin mencoba menggeser Pancasila.

"Di Bandung Insya Allah dalam waktu dekat kita akan bikin forum Pancasila, seminggu sekali anak-anak sekolah kita undang jumlahnya banyak. Kemudian kita bikin seperti musyawarah, mendiskusikan poin-poin yang berhubungan dengan masyarakat. Mudah-mudahan dengan seringnya kita berkumpul dan berdialog kita enggak sensitif lagi membahas hal hal yang berbeda, kita mencari persamaan. Jadi carilah persamaan dalam perbedaan perbedaan," ujarnya.

Kredit

Bagikan