Pantau harga jelang Ramadan, Mendag blusukan ke Pasar Kosambi Bandung
Bandung.merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan pemantauan harga sembako di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (5/5) pagi. Pemantauan ini dilakukan untuk melihat harga serta ketersediaan stok komoditas pangan jelang Ramadan.
Didampingi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Menteri Enggar sempat berkeliling ke sejumlah kios di Pasar Kosambi. Enggar sempat menyambangi sejumlah kios para pedagang seperti kios beras, daging sapi, daging ayam dan telur. Selain itu Enggar pun sempat berdialog dengan para pedagang. Setelah melakukan pemantauan, Enggar memastikan bahwa stok komoditas aman.
"Pantauan harga tadi, yang pasti beras terkendali dan memang Pak Wali sebelumnya sudah meyakinkan Saya bahwa di Kota Bandung beliau mengendalikan betul mengenai pasokan dan harga. Dan ini kita buktikan bahwa yang pertama beras aman dan itu sangat utama, pangan utama," ujar Enggar kepada wartawan.
Dia menyebutkan, stok pangan dari sejumlah komoditas yang kerap mengalami lonjakan harga jelang Ramadan terpantau aman. Dia mencontohkan seperti stok bawang merah, telur dan daging ayam dalam kondisi aman.
Namun Enggar mengatakan, khusus untuk telur dan daging ayam, stoknya sangat melimpah dari peternak dan petelur. Dia mengakui ada sedikit kenaikan harga dari dua komoditas tersebut namun masih dalam batas wajar.
"Memang kalau telur ayam dan daging ayam ada kenaikan, biarkan saja dulu karena suplainya begitu banyak. Peternak dan petelur ini rugi. Saya menerima pengusaha petelur ini mereka menyatakan keberatan dan rugi besar," ungkapnya.
Enggar pun menjamin tidak akan ada kenaikan harga yang terlalu signifikan. Menurut dia kenaikan harga dua komoditas tersebut disebabkan over suplai yang terjadi sampai saat ini.
"Biarkan sedikit merangkak toh tidak akan terlalu tinggi karena jumlah suplainya banyak sekali," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, harga daging ayam saat ini berada pada kisaran harga Rp 33 ribu per kilogram. Harga daging ayam mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 30 ribu. Sementara harga telur tercatat sebesar Rp 16 ribu per kg.
Di tempat sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan sudah melakukan antisipasi kenaikan harga komoditas jelang Ramadan. Pria yang akrab disapa Emil ini telah menugaskan tim dari PD Pasar untuk melakukan pemantauan harga rutin setiap hari.
"Dimana ada eskalasi harga tidak wajar itu sudah lampu kuning buat pemkot untuk mengambil tindakan. Tindakan pertama ada rutinitas dari PD Pasar lapor ke wali kota terkait harga harga harian. Nah kalau sudah ada potensi masalah kami koordinasi ke bulog contohnya gula dan daging beku beras dan lain lain," katanya.
Emil berharap, jelang Ramadan hingga lebaran ini tidak ada pergerakan harga terlalu signifikan.
"Mudah-mudahan menjelang bulan puasa sampai lebaran tidak ada eskalasi berlebihan terkait harga sembako. Pokoknya setiap ada macam-macam kami akan langsung melakukan koordinasi, ujung-ujungnya operasi pasar dengan bulog supaya harga bisa stabil," katanya.
Kapolda bentuk satgas antisipasi kecurangan pangan
Di tempat terpisah, Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan telah mempersiapkan satgas khusus pangan untuk mengantisipasi adanya kecurangan para spekulan jelang Ramadan. Permasalahan yang mencuat jelang puasa ini, kata dia, biasanya ada dua; yakni disparitas harga dimanfaatkan spekulan untuk keruk keuntungan, lalu distribusi kesediaan stok dari pada sembilan bahan pokok yang kadang kurang cukup karena ulah spekulan.
Anton turut dalam rapat koordinasi, identifikasi barang kebutuhan pokok menghadapi hari besar keagamaan nasional di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (4/5). Rapat itu dipimpin langsung Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Adapun unsur dari Pemprov Jabar diwakilkan Sekda Jabar Iwa Karniwa.
"Kami diminta untuk menjaga stabilitas pangan. Ada dua opsi yang diperintahkan pimpinanan pada kami. Yakni membackup Depag, Bulog dan Departemen Pertanian. ‎Dari sembilan bahan pokok (sembako) yang akan kami amankan ini, kami akan bentuk satgasus yang terdiri dari dua tim," kata Anton dalam paparannya.
Tim itu nantinya dibagi ke dalam dua kategori. Menurut Anton, pertama yakni tim represif atau penegakan hukum di bawah kendali langsung Direskrimsus Polda Jabar. "Tim itu dibentuk sebagai penegakan hukum yang dipimpin Direskrimsus. Ini dilakukan karena khawatir bermain mata dan menimbun barang sehingga menyebabkan lonjakan," ujarnya.
Jenderal polisi bintang dua itu mengingatkan, bagi pengusaha untuk tidak bertindak kecurangan. Dirinya yang sudah menginstruksikan langsung pada seluruh jajarannya melalui 4.300 Babinkamtibmas untuk mengidentifikasi bahkan menindak tegas para spekulan nakal. ‎"Spekulan jangan main mata saya sudah tahu loh. Jadi mulai dari kabupaten sampai desa ada petugas di sana," katanya.
Tim kedua yakni preentif dan preventif. Kepolisian nantinya akan berkoordinasi dengan Bulog untuk menggelar pasar murah menjelang Ramadan nanti. "Tim preentif dan preventif kami akan gelar pasar murah mulai H-7. Ini tinggal tentukan titik-titiknya. Operasi pasar ini sebagai kompetitor. Kenapa pasar murah? Ini pernah dilakukan di Sulawesi Selatan. Adanya ini, harga bisa dikendalikan dengan baik. Meski ada kenaikan tapi tidak signifikan," katanya.
Mantan Kapolda Sulsel itu kembali menegaskan, kepolisian siap mengawal pangan untuk memastikan ketersediaan tidak dicurangi pihak bertanggung jawab. ‎"Saya sebagai Kapolda Jabar siap mengawal pangan di Jabar ini," kata Anton.