Ini respons Kapolda Jabar setelah penonaktifan dari Ketua Dewan GMBI

Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan
Bandung.merdeka.com - Irjen Pol Anton Charliyan menonaktifkan sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). ‎Penonaktifan itu buntut dari kisruh yang terjadi antara GMBI dan FPI hingga menyeret nama Kapolda Jabar tersebut.
FPI menuding Anton melindungi GMBI lantaran merupakan dewan pembina. Lantas apa kata Anton?
"Ya itu hak mereka, ini untuk menjaga netralitas walaupun dalam hal ini tidak ada satu pun anggota GMBI yang ribut dengan FPI silakan cari faktanya siapa," kata Anton usai kunjungan ke beberapa media, di Kota Bandung, Senin (23/1).
Jenderal polisi bintang dua itu mengatakan, pengangkatan dirinya sebagai Ketua Dewan Pembina juga dilakukan secara adat, sehingga tidak ada surat keputusan mengikat. ‎"Saya diangkat pun juga secara adat, tidak ada, tidak ada SK," jelasnya.
Dia melanjutkan, ‎jika penonaktifan dirinya untuk kepentingan penegakan hukum itu tentu tidak ada masalah. Baginya situasi masyarakat umum itu lebih diutamakan. "Silakan saja untuk netralitas penegakan hukum, ‎namun saya lebih mengedepankan keamanan dan ketertiban. Kalau itu demi negara dan yang terbaik saya kira GMBI pun juga sudah memikirkan matang-matang," katanya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Hukum DPP LSM GMBI Fidelis Giawa merasa, penonaktifan terhadap Anton ini perlu untuk menjaga netralitas, objektivitas dan kepastian penegakan hukum yang dilakukan Anton dalam menangani kasus Rizieq Syihab. Dengan menonaktifkannya Anton, pihaknya meminta tidak perlu mengaitkan lagi kedudukan Anton yang mana sebelumnya dianggap melindungi GMBI.
"Sehingga dipandang oleh kami perlu untuk menjaga objektivitas, netralitas, dan kepastian hukum. Kami ingin kasus Rizieq murni proses hukum," katanya seraya menyebut hal itu sudah berdasarkan komunikasi langsung dengan Anton, Sabtu (21/1) lalu.
Dia mengatakan Surat keputusan penonaktifan Anton akan disampaikan Kapolri, dan Komisi III DPR RI. "Tanggapan dari beliau enggak ada masalah. Sebab sejak awal yang membutuhkan dewan pembina itu kami, bukan beliau yang mengajukan," kata Fidelis.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak