Setelah pegawai dan pejabat OPD dikukuhkan, 577 PNS Jabar tes urine
Bandung.merdeka.com - Selepas kegiatan pengarahan yang dilakukan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), ratusan PNS dari eselon III sampai IV dibuat kaget. Sebab mereka langsung diarahkan ke halaman belakang Gedung Negara Pakuan, Bandung, untuk diambil sampel urine.
Tes urine yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat digelar Selasa (10/1) pagi. Sampel urine dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyalahgunaan narkoba para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Setda Jabar.
"Ada 577 dari seluruh OPD yang dilakukan tes narkoba ini," kata Ujwalaprana Sigit di sela-sela kegiatan tes Urine pada merdeka.com.
Sebelum ratusan para PNS yang baru saja dikukuhkan pada kemarin, terlebih dahulu Ahmad Heryawan diambil sampel urine pada wadah. Usai Aher, barulah diikuti para ratusan PNS yang secara bergiliran mengantre.
Mereka diberi wadah untuk menampung air urine ke toilet yang tersedia. Air urine itulah yang akan dijadikan parameter apakah ada penyalahgunaan narkoba atau tidak yang dilakukan PNS. Alat uji itu nantinya akan mendeteksi tiga parameter narkoba jenis AMP, morfin dan ganja.
Dia mengatakan, kegiatan itu sangat bersifat rahasia untuk mengantisipasi adanya kebocoran informasi di lingkungan PNS. Apalagi pada mereka yang baru dikukuhkan dengan jabatan baru.
"Ini sangat luar biasa. Surprise tentu bagi seluruh PNS yang baru dikukuhkan, karena tidak ada satupun orang tahu bahwa akan mendapatkan pengetesan dari BNN. Yang tahu hanya Gubernur dan BNN saja," imbuhnya.
Pihaknya berharap, tidak ada PNS yang terindikasi adanya penyalahgunaan narkoba. "Tentu saya berharap tidak ada satu pejabat yang positif," katanya.
Kepala BNN Jabar Brigjen Rusnadi mengatakan, tes Urine yang digelar pada ratusan PNS ini berdasarkan permintaan langsung Aher. Sehingga tes dilakukan untuk memastikan bahwa pejabat yang dipilih benar-benar bebas dari penyalahgunaan narkoba.
"Ini hasil permintaan dari Gubernur kemarin malam, untu memeriksa anggota dalam rangka melihat apakah ada yang terindikasi pakai narkoba. Ini juga sebagai preventif. Ini yang mengetahui saya dan gubernur. Jumlahnya 500-an orang," terangnya.
‎Hasil alat uji sementara, pihaknya belum menemukan apakah ada temuan yang mengindikasi penyalahgunaan obat-obat terlarang. ‎"Sejauh ini belum ada terhadap kandungan yang mengandung heroin, ganja dan sabu. Tapi apakah dari urine akan lihat apakah pemakai, atau sakit yang sedang mengonsumsi obat-obat tertentu. Kita akan periksa lagi," katanya.