Masjid Salman ITB salurkan beras untuk kaum dhuafa lewat ATM

user
Farah Fuadona 04 Desember 2016, 12:02 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Rumah Amal Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) rutin menyalurkan sembako kepada kaum dhuafa. Di tengah kemajuan teknologi, penyaluran sembako kepada mustahik (penerima) pun diinovasikan dengan cara yang lebih modern.

Mesin anjungan tunai mandiri (ATM) biasanya digunakan untuk menyetor atau mengambil uang bagi nasabah bank. Kini para mustahik yang terdaftar di Rumah Amal Masjid Salman ITB dapat menggunakan mesin ATM untuk mengambil jatah beras mereka.

Manajer Penelitian dan Pengembangan Rumah Amal Salman ITB Romi Hadriyansyah mengatakan, ATM beras diciptakan oleh alumni pengurus Rumah Amal Masjid Salman ITB bernama Budiaji. Budiaji mendesain khusus untuk memudahkan penyaluran beras.

"Jadi Pak Budiaji yang punya hak paten ATM beras ini. Dengan ATM ini maka beras yang akan diberikan tak lagi disalurkan secara konvensional dipacking menggunakan plastik," ujar Romi, Sabtu (3/12).

Mesin dengan ukuran sekitar 150 x 50 cm membuat penyaluran beras lebih mudah dan efisien. Cara konvensional mengharuskan harus ada administrasi, sembako yang dikemas oleh pihaknya. Belum lagi ruangan yang semakin penuh saat akan dibagikan.

"Para mustahik yang terdaftar menjadi penerima sembako rutin diberikan sebuah kartu Radio Frequency Identification (RFID) yang menjadi semacam alat sensor seperti kartu ATM mengeluarkan uang. Jadi tinggal tempel ke mesin maka berasnya akan keluar sesuai jatahnya," kata Romi

Rumah Amal, kata dia, juga tidak perlu lagi kerepotan mengkoordinir untuk mengumpulkan mustahik pada saat pembagian. Pasalnya mustahik yang berhak menerima tinggal mengambil beras jatahnya di ATM tanpa harus menunggu jadwal pembagian.

Romi menjelaskan mustahil tinggal datang mengambil sesuai waktu yang ditentukan berdasarkan jenis kartu. Ada tiga tipe kartu yang diberikan yakni kelas A, B, dan C yang membedakan waktu pengambilan bagi 49 mustahik yang telah terdaftar menggunakan ATM beras.

"Penerima mendapatkan jatah beras dua kali dalam satu minggu. Kelas A bisa ambil Selasa dan Jumat, kelas B pada Rabu dan Sabtu, serta Kelas C Kamis dan Ahad," ungkapnya.

Dhuafa mendapatkan jatah satu kali penarikan sebanyak dua liter beras akan keluar untuk dibawa pulang. Jadi total dalam satu bulan mendapatkan 16 liter beras untuk kebutuhan.

Beras yang diberikan merupakan sumbangan dari para donatur Masjid Salman ITB. Untuk awal peluncuran, Rumah Amal Salman menerima sumbangan dari Ikatan Alumni (IA) ITB angkatan 80 sebanyak satu ton.

Ia juga mempersilahkan kepada para donatur lainnya yang ingin menyumbangkan beras untuk disalurkan kepada mustahik. Beras atau bantuan dalam bentuk uang dapat diantarkan ke Rumah Amal Masjid Salman ITB.

"Kepada para donatur yang ingin menyumbang tinggal datang ke kantor kami. Sumvangan bisa berupa beras ataupun uang tunai yang akan kami salurkan," ujarnya.

Kredit

Bagikan