15 Seniman asal Filipina suguhkan karya terbaik di Selasar Sunaryo

user
Farah Fuadona 12 Oktober 2016, 11:24 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Equator Art Project dan Langgeng Art Foundation bekerja sama dengan Selasar Sunaryo Art Space dengan bangga mempersembahkan Pelampung di Bawah Kursi Anda, sebuah pameran yang menampilkan karya-karya terbaru 15 seniman Filipina. Mereka adalah Jonathan Ching, Mariano Ching, Louie Cordero, Christine Dy, Geraldine Javier, Keiye Miranda, Lena Cobangbang, Michael J. Munoz, Yasmin Sison, Wire Tuazon, Kitty Kaburo, Paulo Icasas, Paul Mondok, Ling Quisumbing dan Mac Valdezco.

Dari rilis yang diterima Merdeka Bandung, ke 15 seniman dalam pameran ini dihubungkan oleh ikatan mereka dengan Surrounded by Water (SBW), sebuah ruang seni yang pernah aktif pada 1998 hingga 2002 di Manila, Filipina.

SBW didirikan oleh Wire Tuazon pada 1998 dan dikelola secara bersama dengan rekan-rekan seniman sebayanya yang juga mengecap pendidikan di University of Philippine (UP) Dilliman, Manila. Sebagai ruang pamer, SBW menggalang reputasi sebagai ruang alternatif karena memamerkan karya-karya eksperimental yang sulit mendapatkan tempat dalam ruang-ruang yang lebih mapan di Filipina.

Meski tak lagi memiliki ruang pamer dan tak pernah punya keanggotaan yang tetap, SBW menjadi pada akhirnya identik dengan sejumlah seniman muda yang hingga kini masih sering berpameran bersama dan menggagas proyek-proyek kolektif.

Untuk pameran di Indonesia kali ini, kurator Tony Godfrey dan Agung Hujatnikajennong meminta sepuluh anggota inti SBW untuk mengundang lima orang rekan seniman lain untuk turut serta. Ide ini sejalan dengan metode kerja yang mereka tempuh ketika mengelola ruang mereka secara swadaya. Di mana seniman-seniman yang berpameran di SBW rata-rata dipilih berdasarkan preferensi yang longgar namun tetap menunjukkan semangat dan visi artistik yang mereka kembangkan secara kolektif terutama kecenderungan konseptualisme yang kuat pada generasi seniman ini dan komitmen pada seni lukis.

Sebagian seniman sempat tinggal selama beberapa minggu di Yogyakarta untuk berproses dengan ruang, material, dan ide-ide ataupun pokok-soal yang mereka temukan selama berinteraksi langsung dengan lingkungan lokal.

Sebagaimana terjadi di negara-negara lain di Asia Tenggara, kemunculan ruang independen atau swakelola yang digagas dan dijalankan oleh seniman-seniman muda adalah fenomena masif yang khas pada akhir 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Namun hari-hari ini, jumlah ruang yang bertahan sebetulnya dapat dihitung dengan jari.

Judul pameran Pelampung di Bawah Kursi Anda diharapkan dapat menjadi jalan masuk untuk membicarakan sejauh mana persoalan-persoalan ‘klasik’ seperti daya-tahan, keberlangsungan dan kebersamaan atau kolektivitas masih relevan hari-hari ini, sehingga sebuah kelompok seniman atau ruang seni independen dapat bertahan diterpa perkembangan zaman.

Pameran akan berlangsung di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space Jalan Bukit Pakar Timur Nomor 100 pada 14 Oktober sampai 6 November 2016 dengan jam buka dari 10.00-17.00 WIB.

Kredit

Bagikan