Pernah habis dilahap si jago merah kini jadi kampung kreatif

Oleh Farah Fuadona pada 12 Januari 2016, 14:02 WIB

Bandung.merdeka.com - Kebakaran hebat pernah melanda Kampung Pasundan, Kelurahan Balong Gede, Kecamatan Regol, Kota Bandung. Api melumat habis rumah-rumah kumuh yang berjajar di kampung yang berdiri di pinggir Sungai Cikapundung itu .

Pasca-kebakaran yang terjadi tahun 2004 itu, warga Kampung Pasundan berusaha bangkit. Rumah-rumah yang tadinya menempel di pinggir sungai, kini menjadi berjarak sehingga antara rumah warga dan tepi sungai terdapat jalan dan ruang terbuka hijau.

Di ruang terbuka hijau yang menjadi halaman warga, ditanami bunga dan berbagai jenis pohon, di antaranya pohon mangga, nangka, jambu air yang sebagian sudah berbuah.

Tata letak bangunan pun berubah. Jika sebelum kebakaran rumah-rumah warga membelakangi sungai, kini rumah mereka menjadi menghadap ke sungai. Sungai menjadi halaman mereka.

Bangunan rumah warga tak lagi dari kayu melainkan dari tembok permanen dengan cat warna-warni. Gang-gang sempit dihiasi dengan mural karya para pemuda karang taruna. “Rumah warga baru saja dicat,” kata Ketua RW 04 Rusmana yang akrab disapa Amang (50), kepada Merdeka Bandung, Selasa (12/1).

Kampung Pasundan kemudian ditetapkan sebagai Kampung Kreatif pada 2013. Sejak menjadi Kampung Kreatif, tutur Amang, kampung itu sering kedatangan tamu antara lain dosen dan mahasiswa dari berbagai kampus seperti Unpad, ITB, dan terakhir Telkom University yang memberikan bantuan cat untuk ngecat rumah warga.

“Dulu sebelum kebakaran di sini kumuh dan padat sekali. Sekarang mah sudah pada bersih, boleh dibandingkan dengan perkampungan lain lah,” katanya seraya menunjukkan tanaman-tanaman hijau yang ditanam warga.

Kampung Pasundan berada di tengah kota, posisinya di belakang rumah dinas atau Pendopo Wali Kota Bandung. Meski berada di tengah kota, tradisi kampung masih terasa.

Warga kampung cukup kompak dalam menggelar kegiatan. Pada awal-awal ditetapkan sebagai Kampung Kreatif, Kampung Pasundan memiliki setumpuk kegiatan mulai dari les bahasa Inggris, tari, lukis, drama atau teater, kuliner, Pendidikan Anak Usia Dini (Paud).
 
Kerajinan limbah kulit buatan pemuda karang taruna Kampung Pasundan sempat menjadi andalan. Mereka membuat gantungan kunci, cover paspor, HP, dan lainnya. “Produk kulit di sini pernah dipesan oleh orang Amerika,” sebutnya.

Kini kerajinan limbah kulit tersebut untuk sementara berhenti. Sebab para pemuda karang taruna memiliki kesibukan lain. “Kalau kulit dan alat produksinya masih ada. Tapi untuk sekarang ini karang tarunanya sedang siap-siap membuat event musik,” katanya.

Ia menjelaskan, para pemuda kampung sering terlibat event organizer suatu acara. Dari acara tersebut, mereka menyisihkan uang untuk pengembangan kreativitas kampung termasuk kerajinan kulit.
Untuk memberdayakan warga kampung perlu kekompakan dan konsisten. Dari sekian program yang masih jalan sampai saat ini adalah kegiatan menari. “Grup tari Kampung Pasundan sempat pentas dalam peringatan Konferensi Asia Afrika kemarin,” ujarnya.

Program lainnya yang hingga kini masih jalan adalah Paud yang digelar rutin di Kantor RW 04. Sedangkan program lainnya harus digiatkan kembali.

Tag Terkait