Evaluasi arus mudik, Jabar perlu Tol Trans Jawa
Bandung.merdeka.com - Volume kendaraan terus meningkat, tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan atau infrastruktur. Dengan kondisi tersebut, jumlah jalan atau infrastruktur di Jawa Barat masih kurang.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, ke depan Pemerintah Daerah maupun Pusat akan terus mengupayakan pembenahan sarana-prasarana jalan. Sehingga menunjang kelancaraan lalu lintas khususnya tradisi pulang kampung.
"Apa pun yang perlu dibenahi, kami benahi. Namun persoalannya jalan kita terbatas, sementara volume kendaraan naik. Tentu yang harus kita lakukan ke depan selain rekayasa lalu lintas harus ada jalan-jalan baru," ujarnya melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Senin (11/7).
Salah satu solusi mengatasi kemacetan arus mudik adalah dengan pembangunan Tol Trans Jawa. Pihaknya, kata dia, sangat mendukung rencana pembangunan tol tersebut. "Kami mendorong semua pihak untuk menyelesaikan Trans Jawa. Kalau selesai kami enak juga mudik," katanya.
Menurutnya, secara umum arus mudik dan balik di Jawa Barat relatif lancar. Puncak arus balik terjadi Sabtu-Minggu kemarin. Pihaknya bersama petugas Kepolisian, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi dan kabupaten/kota, serta instansi lainnya sudah bekerja maksimal.
"Jalur Balik di Jawa Barat alhamdulillah secara umum lancar. Di kawasan utara lancar, di selatan banyak jalur alternatif," katanya.
Khusus di jalur selatan Nagreg, ia menuturkan dulunya adalah pusat kemacetan. Kini sudah tidak terjadi lagi kemacetan. Namun kemacetan berpindah ke Limbangan sampai ke Rajapolah, Garut. Ia berharap Tol Cileunyi â Tasikmalaya bisa segera dibangun.
âMudah-mudahan ke depan Tol Cileunyi - Tasikmalaya bisa jadi solusi,â katanya.
Ia tidak menampik ada kepadatan kendaraan di sejumlah titik. Salah satu penyebabnya adalah masih adanya arus mudik di saat arus balik. Sebab sebagian masyarakat ada yang baru melaksanakan mudik di akhir pekan.