Jaga Lingkungan Agar Tetap Bersih dengan Pilah Sampah dari Rumah
Bandung.merdeka.com - Bicara soal sampah, hingga saat ini masih menjadi masalah yang serius. Berdasarkan data sumber timbunan sampah 2018 yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rumah tangga menjadi penyumbang sampah terbesar sebanyak 62 persen.
Seharusnya jika dimanfaatkan dengan baik, sampah bisa menjadi salah satu potensi ekonomi bagi masyarakat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, tidak hanya oleh pemerintah namun juga seluruh lapisan masyarakat.
Penyelesaian perlu dilakukan secara terpadu dan sistematik oleh semua pemangku kepentingan dengan didasari pada kesadaran, kepedulian, dan partisipasi besar masyarakat. Pemerintah pusat maupun daerah sudah membuat aturan terkait pengelolaan sampah demi menekan pertumbuhan sampah setiap tahunnya.
Rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah, mengakibatkan banyaknya kerugian sebagai dampak dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Salah satu tempat yang sering menjadi sasaran lokasi pembuangan sampah oleh masyarakat yang kurang bertanggung jawab adalah sungai.
Untuk itu, edukasi mengenai permasalahan sampah harus terus dilakukan, karena sampah tidak hanya mencemari sungai tapi juga mengakibatkan banjir, salah satunya adalah penumpukan sampah di bantaran sungai. Bentuk edukasi yang bisa dilakukan di tingkat keluarga adalah bagaimana cara untuk memilah sampah yang baik dari rumah masing-masing, sehingga hal ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, termasuk di area aliran sungai.
Sebagai perusahaan nasional, Le Minerale berkomitmen menjadi salah satu perusahaan AMDK yang terdepan dalam mendukung inisiatif-inisiatif demi menjaga kelestarian lingkungan.
Le Minerale bekerjasama sama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melaksanakan program 'Sosialisasi peduli sampah dan edukasi pilah sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Bandung Barat', Senin (29/3). Upaya yang dilakukan adalah membersihkan area sekitar Sungai Citarum, Desa Galanggang, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Melalui program sosialisasi dan edukasi pilah sampah ini saya berharap warga Bandung Barat tergerak untuk berpartisipasi dan ikut andil bersama pemerintah untuk lebih peduli terhadap lingkungan serta bersama-sama merawat lingkungan di sekitar kita dengan mulai membiasakan diri memilah sampah dari rumah,â kata Hengky Kurniawan, Wakil Bupati Bandung Barat dati berita tertulis diterima Merdeka Bandung.
âProgram ini sekaligus memberikan edukasi bagaimana masyarakat dapat menjaga lingkungan hidupnya dan memahami proses pemilihan sampah yang baik. Masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap sampah, terutama sampah plastik. Padahal kenyataannya, tidak semua sampah plastik itu tidak bernilai, ada jenis sampah plastik yang bisa dimanfaatkan dan malah menambah nilai ekonomi untuk masyarakat seperti salah satu contohnya adalah sampah plastik berbahan dasar PET,â sambungnya.
Selain program sosialisasi peduli sampah dan edukasi pilah sampah akan ada edukasi kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli dengan keindahan dan kesehatan lingkungan agar terbebas dari sampah dengan cara bercocok tanam.
Bercocok tanam adalah salah satu aktivitas yang perlu untuk ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Tidak hanya berfungsi untuk penghijauan ataupun keindahan lingkungan sekitar rumah, tanaman pun dapat menjadi salah satu sumber pangan keluarga.
Salah satu bentuk kreativitas yang bisa dilakukan dalam bercocok tanam adalah dengan memanfaatkan sampah yang ada disekitar rumah. Sampah botol atau galon plastik adalah salah satu sampah yang dapat dialih fungsikan sebagai wadah tanaman.
Seperti yang kita ketahui, sekarang ini sedang marak di kalangan masyarakat tentang penggunaan ulang (reuse) botol/galon plastik air mineral yang digunakan untuk media tanam hidroponik. Selain menjaga lingkungan, tanaman hidroponik juga dinilai lebih sehat untuk tubuh.
Selain program edukasi pemilahan sampah yang bertujuan untuk mendukung kegiatan sirkular ekonomi, program kolaborasi dengan Kabupaten Bandung Barat ini juga menggelar lomba menanam tanaman secara hidroponik dengan media tanam menggunakan botol atau galon bekas berbahan PET.
Program ini secara khusus menyasar kelompok PKK dan masyarakat di desa-desa yang berlokasi di Bandung Barat untuk turut berpartisipasi.
"Diharapkan kedepannya program ini bisa membuat warga teredukasi tentang pentingnya pemilahan sampah demi kelestarian lingkungan serta potensi ekonominya. Di sisi lain, program ini juga bertujuan untuk memfasilitasi ide kreatif masyarakat yang antusias untuk mengguna ulang botol maupun galon bekas yang sudah tidak terpakai. Selain lingkungannya menjadi lebih asri, kesehatan masyarakat pun turut terjaga dengan menanam tanaman hidroponik yang sehat dan bisa langsung dikonsumsi," jelas Febri Hutama, Marketing Manager Le Minerale.
Edukasi tentang program ini akan berlangsung secara online sampai ke desa-desa. Untuk mendukung program ini Le Minerale akan menyumbangkan satu unit motor sampah kepada Kabupaten Bandung Barat. Selain itu juga akan ada hadiah menarik berupa uang tunai puluhan juta rupiah untuk para peserta lomba hidroponik yang berpartisipasi di program ini.
Program ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus peduli terhadap lingkungan secara berkelanjutan dan edukasi tentang daur ulang sampah plastik di tingkat masyarakat juga bisa tersebar tidak hanya di kalangan anak-anak muda saja, tapi juga golongan masyarakat lainnya.