Hibah dari Korea Selatan, flyover baru akan dibangun di Garuda
Bandung.merdeka.com - Perusahaan asal Korea Selatan memberi hibah kepada Pemkot Bandung untuk membangun jembatan layang (fly over). Hibah flyover dari Korea Selatan diwacanakan dibangun di persimpangan jalan Garuda Kecamatan Andir. Lalu lintas di jalan tersebut dinilai sering mengalami kepadatan sehingga perlu solusi untuk mengatasinya.
Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial usai menerima pengusaha dari Korea Selatan di ruang rapat Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (11/10). Hibah tersebut, sebutnya, merupakan buah dari kerja sama selama ini dengan Pemerintah Kota Suwon, Korea Selatan.
"Saya kedatangan pengusaha dari Korea Selatan, PT Total Solution Intelligent yang bergerak di bidang pembagunan jembatan. Mereka menawarkan hibah membuat satu atau dua titik jembatan layang," ujarnya Oded dalam siaran persnya.
Menurut Oded, hal terpenting dari hibah yang ditawarkan pengusaha negeri gingseng tersebut adalah teknologinya yang sederhana dan cepat. Teknologi sederhana corrugated steel (besi bergelombang) sudah terbukti pada pembangunan Jembatan Pelangi.
"Tadi diarahkan ke Jalan Garuda karena di sana crowded. Tapi baru kehendak saya, harus koordinasi dulu karena itu jalan nasional, juga dengan provinsi," kata dia.
Lebih lanjut Oded menjelaskan, selanjutnya akan dibuat DED (Detail Engineering Design) sehingga akan terlihat manfaat dan juga hambatannya. Mengingat lokasinya tidak jauh dari Bandara Husein Sastranegara yang mensyaratkan ketinggian bangunan dan gedung.
"Secepatnya harus dikejar progress-nya. Saya sudah tugaskan komandan di lapangan yaitu pak Arif (Kepala Dinas Pekerjaan Umum)," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala DPU Kota Bandung, Arif Prasetya menyebutkan, akan kembali menggelar pertemuan dengan pengusaha Korea Selatan untuk membuat DED. Langkah berikutnya, harus ada percepatan. Apalagi keinginan seperti di negaranya, sekarang dibicarakan, bulan depan langsung bekerja.
"Saya bilang tidak bisa seperti itu kalau di kita. Karena ini menyangkut stakeholders yang berbeda. Diperkirakan akan ada beberapa lokasi yang harus dibebaskan dan menyangkut instansi lain seperti Lanud Husein Sastranegara dan PT KAI," katanya.
Â