Oded akan lanjutkan program bus dan sembako murah untuk buruh

Oleh Endang Saputra pada 02 Mei 2018, 09:32 WIB

Bandung.merdeka.com - Calon Wali Kota Bandung Oded M Danial bertekad untuk melanjutkan program bus dan sembako murah untuk buruh. Dua program itu digagas sebagai bentuk keberpihakan kepada kaum buruh saat masih memimpin Bandung bersama Ridwan Kamil.

Oded mengakui jika program yang telah digagasnya tersebut masih belum maksimal. Untuk itu dirinya bersama pasangannya Yana Mulyana akan memaksimalkan dua program untuk kaum buruh tersebut.

"Kita ingin melanjutkan program yang sudah ada dan saya akan menambah program lainnya. Sekarang memang masih belum maksimal seperti program bus buruh tetapi sekarang harus terus kita tingkatkan," ujar Oded kepada wartawan, Selasa (1/5).

Selain itu lanjut Oded pihaknya juga akan mengoptimalkan program sembako murah. Menurut Oded, untuk mensejahterakan buruh tidak melulu dengan meningkatkan pendapatan, tetapi juga bisa dengan menurunkan biaya pengeluaran.

"Jadi kedua program itu harus kita tingkatkan juga. Karena kesejahteraan tidak hanya menaikan UMK," kata dia.

Terkait masalah Tenaga Kerja Asing (TKA), Oded menjelaskan bahwa masih diperlukan keberpihakan kepala daerah dalam melindungi warganya dari masuknya buruh asing di kota atau kabupaten. Dari kompetensi yang dibuka bagi TKA, pekerjaan yang ditawarkan masih mampu diisi tenaga terampil lokal.

"Tolong bedakan mana TKA profesional yang mengisi pos keterampilan spesialis bagi perusahaan, dengan TKA yang mengisi posisi yang sebenarnya masih unggul masyarakat kita. Kepala daerah harus bisa mendahulukan warganya dalam kesempatan bekerja," ucapnya.

Oded menjelaskan, isu masuknya buruh asing ke Indonesia sudah lama bergulir. Dengan kesepakatan pasar terbuka bersama negara lain, gelombang TKA terus merasuki kota dan kabupaten, terutama di Pulau Jawa. Yang membuat politikus senior Partai Keadilan Sejahtera itu tidak habis pikir adalah posisi pemerintah pusat. Dari beberapa tahun terakhir, buruh asing yang kemampuannya di bawah rata-rata lulusan SMA di Indonesia mulai merangsek masuk ke perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Akan tetapi, kata Oded, pemerintah pusat tidak pernah memberikan solusi. WNI yang bekerja di luar negeri kalah jumlah dengan TKA yang masuk ke negeri ini.

"Maka, ketika pasar terbuka kebablasan seperti ini, dan tidak adanya perhatian dari si pemberi kebijakan, yakni pemerintah pusat, sangat penting kepala daerah melindungi warganya dari ketersingkiran dan keterpurukan keluarganya akibat kesempatan bekerja yang terus ditekan asing," ucapnya.

Oded mengungkapkan, akan memperjuangkan WNI dari ketidakadilan akses meraih nafkah di Tanah Air sendiri. Jika ia terpilih sebagai wali kota Bandung, ia berkhidmat untuk menjaga wilayah-wilayah nafkah demi WNI.

"Ini mah tentang kanyaah. Sejauh mana kepala daerah bisa tidur nyaman ketika masih banyak pengangguran? Mau sampai berapa generasi WNI diputus akses bekerja di depan rumahnya sendiri?"katanya.