Penataan pasar tradisional jadi salah satu program pasangan Yossi-Aries

Oleh Endang Saputra pada 23 April 2018, 15:45 WIB

Bandung.merdeka.com - Penataan pasar menjadi salah satu program prioritas pasangan Yossi Irianto-Aries Supriatna. Pasangan yang mengusung tagline Hebring ini berjanji akan membenahi pasar-pasar tradisional di Kota Bandung yang masih kumuh menjadi pasar yang bersih, tertata dan ramai pengunjung.

Hal itu disampaikan Calon Wakil Wali Kota Aries Supriatna saat berdialog dengan para pedagang Pasar Cibogo Sukajadi Bandung, Senin (23/4).

"Ke depan pasar-pasar tradisional ini harus dibenahi supaya menjadi pasar yang bersih dan tertata. Namun penataan ini jangan sampai menghilangkan ciri khasnya sebagai pasar tradisional, bukan jadi pasar modern," ujar Aries.

Aries mengatakan persoalan yang dihadapi sejumlah pasar tradisonal di Bandung adalah kondisi pasar yang kotor dan kumuh serta sepi pengunjung sehingga banyak pedagang yang gulung tikar. Padahal kondisi pasar yang kumuh dan sepinya pengunjung saling berkaitan.

"Salah satu penyebab sepinya pengunjung di pasar tradisional adalah karena kondisi pasar yang kumuh dan semrawut," kata dia.

Lebih lanjut Aries mengatakan bahwa, fungsi dan kekhasan pasar tradisional sebagai tempat berinteraksinya masyarakat terutama pedagang dan pembeli, harus tetap dipertahankan. Meski nantinya pasar ditata lebih modern dan bersih.

"Pasar tradisional zaman now harus bersih dan tertata baik sehingga seluruh lapisan masyarakat pun tertarik dan mau datang ke pasar. Dengan begitu, pedagang pun bisa nyaman berusaha karena pengunjungnya membludak. Pasar pun akan menjadi sentra kegiatan ekonomi warga," ungkapnya.

Ia berkomitmen bila pasangan yang memiliki tagline Bandung Hebring itu terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung selanjutnya, akan menjadikan penataan pasar-pasar kumuh sebagai salah satu program prioritas pasangan Yossi-Aries.

Namun sebelum itu, Aries menegaskan akan terlebih dahulu menyelesaikan persoalan status lahan dan aset pasarnya agar dalam pembangunan dan penataannya tidak menjadi masalah di kemudian hari. Sebab pemerintahan sebelumnya, kata dia, seringkali tidak bisa menata karena terkendala persoalan aset lahannya.

"Selain itu yang paling krusial adalah persoalan komunikasi. Tentu program penataan harus didahului proses komunikasi yang intensif sehingga terbangun saling pengertian dan kesepahaman. Sebab, penataan pasar itu terkait kepentingan pedagang, pengunjung hingga pemerintahnya," katanya.