Nurul Arifin ingin berdayakan Lansia di Bandung secara ekonomi

Oleh Endang Saputra pada 16 Maret 2018, 09:41 WIB

Bandung.merdeka.com - Sekembalinya dari tanah suci, Calon Wali Kota Bandung nomor urut 1, Nurul Arifin kembali melakukan aktivitas berkampanye. Kali ini Nurul mengunjungi Panti Jompo Muhammadiyah yang berada di Jalan Gedebage Selatan, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kamis (15/3).

Dalam kesempatan tersebut, Nurul sempat berinteraksi dengan para lansia. Dia mendapat banyak curahan hati dari para lansia di lokasi tersebut.

Nurul mengatakan, sudah seharusnya para lansia di Bandung dimuliakan. Mereka harus mendapatkan perhatian lebih di masa tuanya.

"Mereka Ingin lebih dimanusiakan, mereka ingin diakui dignity-nya (martabat), harga dirinya. Jadi minta diperhatikan," ujar Nurul kepada awak media di lokasi.

Nurul mengungkapkan dia memang berencana ingin memberdayakan para lansia secara ekonomi. Caranya yakni lewat program kredit untuk para lansia.

"Memang rencana saya ke depan itu, kalau bisa nanti dalam dalam pengkreditan untuk lansia. Sehingga bisa membangun ekonomi, aktivitas berbasis pada pemberdayaan lansia, berupa kelompok. Jadi mereka itu tidak hanya menunggu orang yang memberi, tetapi punya akivitas dan tetap secara manusianya itu dihargai," kata dia.

Menurut Nurul, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memuliakan para lansia. Sebab sebagai seorang perempuan dia berpikir holistik bagaimana perjuangan orang tua membesarkan anak dari rahim hingga meninggal dunia.

"Kami ingin pemerintahan kota Bandung yang cepat tanggap dalam menjawab kebutuhan warga, salah satunya lansia. Mereka yang di panti jompo ini ingin liburan setidaknya setahun sekali. Sisanya mereka memerlukan kebutuhan sehari-hari, dan itu akan menjadi tanggungan pemerintah. Karena kita berasal dari ibu, dan suatu hari kita pun akan menjadi lansia," ungkapnya.

Untuk itu dia sangat tidak sependapat dengan tindakan sebagian masyarakat yang malah menitipkan lansia ke panti jompo. Menurutnya hal itu bukanlah kebudayaan bangsa Indonesia.

"Kalau bisa mah, susah dan senangnya ditanggung bareng, 'dugikeun jalmina ngantunkeun' (sampai orangnya meninggal dunia). Makanya, kami juga terus menggaungkan Bandung Geulis Bandung Harmonis karena ingin mengajak warga Bandung supaya semua saling menjaga, saling bantu antarwarga, termasuk perlakuan yang sama kepada lansia. Saya yakin, dengan rasa silih asuh di lingkungan masyarakat tidak akan ada yang mendiamkan lansia sebatang kara tanpa bantuan. Saya yakin banyak warga yang mengajak para lansia di sekitarnya beraktifitas, pengajian, ibadah, memasak bersama, dan banyak lagi," paparnya.

Ketua Panti Jompo Muhammadiyah Siti Zaenab (64), mengatakan di panti jompo tersebut dihuni oleh 36 penghuni yang terdiri sari 31 nenek dan 5 kakek. Sebagian besar lansia yang berada di panti tersebut dititipkan oleh keluarganya karena tidak mampu.

"Kebanyakan dititipkan sama keluarga karena tidak mampu menjurus karena beban ekonomi," katanya.

Tidak muluk-muluk, Siti pun berharap kepada siapapun pemimpin Kota Bandung ke depan dapat memberikan kesejahteraan kepada para lansia. Dia berharap pemerintah dapat mengakomodasi kebutuhan para lansia.

"Kami minta sejahtera, kami takut tiba-tiba harus ke rumah sakit, karena enggak ada lansia di sini yang punya BPJS. Pernah ada yang sakit sinusitis obatnya lebih dari Rp 1 juta, biaya dokter bisa dibayar karena panti ini mah suka ada yang nyumbang, dikumpulkan buat kebutuhan sehari-sehari sepreti beras, minyak. Intinya ingin dipermudah segala kebutuhan para lansia
paket sembako juga dibutuhkan untuk lansia," katanya.