Unik belasan pemudik tempuh ratusan kilometer gowes sepeda onthel
Bandung.merdeka.com - Cara tak lazim dilakukan 11 pemudik ini. Jika kebanyakan orang pulang ke kampung halaman menggunakan sepeda motor, mobil atau bahkan kendaraan umum lainnya, mereka ini justru menggunakan sepeda gowes.
Ratusan kilometer ditempuh saat menuju kampung halaman hanya karena satu alasan, yaitu mengasyikan. Para pemudik ini berasal dari Kota Bandung. Berangkat Sabtu (2/7)pagi, mereka start dari bundaran Cibiru dengan membawa nama #GOWESMUDIK2016.
Ragam cerita suka dan duka dialami, ketika mereka memilih menggenjot pedal menuju kampung halaman tercinta. Yudi Julian (30) pemudik tujuan Banjarnegara ini mengaku, bahwa mudik menggunakan sepeda memiliki sensasi berbeda.
"Sebetulnya memang capek mudik menggunakan sepeda. Tapi lebih mengasyikkan," kata Yudi disela-sela istirahatnya, di Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung. Asyik yang dimaksud bahwa menggunakan sepeda bisa lebih flexible dari pergerakan. Mereka juga bisa berhenti kapan saja sesuka hati menikmati pemandangan alam yang ada.
Selain itu dari kebersamaan yang dijalin sesama pengguna sepeda lebih terasa. Ketika ada kendala dari salah satu anggotanya, bantuan pasti ada.Sebenarnya ini bukanlah kali pertama Yudi menggenjot pedal saat mudik.
"Ini udah enam kali, kalau tiga tahun pertama saya sendiri, ke sini baru sudah mulai ada teman," ungkapnya.
Saat sendiri berbagai kendala ditemukan di lapangan. Pada akhirnya dirinya membuat sebuah gerakan mudik bersama menggunakan sepeda. Antusiasme yang diterima pun cukup baik dan pesertanya bertambah setiap tahun.
#GOWESMUDIK2016 ini terbuka bagi siapa saja. Yang mau mudik juga tidak usah masuk keanggotan, hanya didata saja untuk kepergiannya. "Kita memfasilitasi biar bisa saling bantu dan koordinasi. Peserta juga tidak melakukan pendaftaran, tapi sifatnya hanya pendataan saja," ujarnya.
Raharjo pesepeda lainnya juga mengungkapkan pengalamannya kali ini merupakan mudik keduanya menggunakan sepeda. Bedanya, tahun lalu ia mudik sendiri. Sedangkan sekarang ia mudik bersama para penghobi sepeda lainnya.
"Tahun kemarin sendirian. Kalau sekarang lebih ramai karena ada yang bisa diajak ngobrol," ucapnya. Tahun lalu, ia sendiri penasaran ingin mudik menggunakan sepeda. Dengan modal nekat, ia akhirnya bisa sampai ke kampung halaman, di Madiun.
Dia mengatakan, mendapatkan pengalaman mengasyikan saat mudik menggunakan sepeda. Keakraban satu sama lain juga sangat terasa karena berjuang bersama-sama. Dia berharap tiba di Madiun H-1. "Semoga pas takbiran sudah sampai ke rumah, Insya Allah," jelasnya yang mengaku masih tetap menjalankan ibadah puasa.
Dia menyatakan, jika perjalanan mengharuskan bermalam di jalan, biasanya posko, SPBU dan tempat perisitirahatan lainnya bisa dipilih. "Kan banyak sekarang yang ngasih fasilitas istirahat," ujarnya seraya menyebut keluarganya berangkat secara terpisah menggunakan kendaraan umum.