Kaset tape belum punah, masih banyak diburu kolektor

Oleh Mohammad Taufik pada 17 Desember 2015, 11:31 WIB

Bandung.merdeka.com - Perkembangan internet berdampak besar pada manusia, salah satunya pada industri musik. Kini orang yang ingin menikmati musik tinggal download di internet. Era musik kaset, apalagi piringan hitam, sudah dianggap kuno.

Namun, siapa bilang era musik kaset tape sudah punah? Sebab hingga kini masih ada orang yang gemar berburu musik kaset. Mereka kadang fanatik dengan alunan suara yang bersumber dari pita itu.

Salah satu kolektor kaset Fais, 45 tahun. Warga kelahiran Bandung yang kini tinggal di Jakarta ini, sering berburu kaset ke Bandung, di antaranya ke Jalan Cihapit, salah satu sentra kaset bekas di Bandung.

"Saya mulai koleksi kaset sejak akhir-akhir kuliah," kata Fais yang kuliah di sebuah kampus di Bandung pada 90-an di sela berburu kaset kepada merdeka.com beberapa waktu lalu. Bahkan, dia melanjutkan, "Istri saya juga penggemar kaset."

Pria yang kini tinggal di Rawa Mangun, Jakarta, ini memiliki 400 kaset berbagai genre musik. Tiap libur kerja atau perjalanan dinas, dia sering mampir ke sejumlah pedagang kaset di Bandung, seperti; di Cihapit, Dewi Sartika, Dipati Ukur. "Kalau di Jakarta agak jarang, susah cari kaset," katanya.

Ia menyimpan kasetnya di ruangan khusus. Pemutar kasetnya juga radio klasik buatan Italia. Ia lupa mereknya. Ia mengaku lebih menyukai kaset daripada CD atau musik hasil download. "Kadang musik yang di kaset tidak ada CD-nya," ujarnya.

Selain itu, musik kaset yang dimodernisasi seperti di-CD-kan atau didigitalisasi suka berbeda aransemen maupun penyanyinya. "Biasanya ganti penyanyi ganti aransemen. Kalau udah ganti, jadi beda lagi kedengarannya. Kenangannya tidak dapat," ujar pria yang mengaku memiliki kenangan-kenangan khusus dalam musik atau lagu.

Ia menambahkan, kaset juga lebih tahan lama dari CD. "Jika pita kaset putus tinggal disambung. Kalau CD kan kalau sudah kegores ya sudah gak bisa menyala."

Ia mengaku kegemarannya mengoleksi kaset tak bisa dihentikan. Misalnya ia sudah mengoleksi penyanyi tertentu, tetapi masih kurang satu atau dua lagu, maka minat berburu kasetnya tak bisa dihentikan.
"Jadi kurang satu lagu pun kepikiran," ujarnya.

Kaset rock Indonesia harganya melambung tinggi

Meski jadul, kaset bekas masih menjadi buruan orang. Malah untuk kaset tertentu harganya bisa naik berkali-kali lipat. Misalnya kaset rock Indonesia era 80-an yang harganya bisa mencapai Rp100 ribuan.
Bahkan album Iwan Fals keluaran pertama sudah ada yang berani menawar Rp 500 ribu per albumnya.

Penjual kaset bekas Cihapit, Jejen 27 tahun, mengaku mengoleksi tiga album Iwan Fals Yang Muda Yang Berdandan, Perjalanan dan album Canda Dalam Ronda yang semuanya dirilis tahun 1979. "Kondisi masih grass, cover-nya juga masih kaku," katanya yang belum akan mengeluarkan koleksi pribadinya itu.

Sementara kaset rock Indonesia era 80-an yang menjadi buruan di antaranya grup band SAS, AKA, Braga Stones, Hari Roesli. Kaset mereka dibanderol sampai Rp 100 ribu. "Rock Indonesia jadul barangnya susah, peminatnya edan, banyak sekali," tutur Jejen.

Menurut dia, meskipun dibanderol cukup tinggi pembeli tetap saja rebutan. "Itu pun cepat sekali lakunya. Kalau saya pasang di PP (Blackberry), langsung ada yang beli," katanya.

Ia menambahkan, pencari kaset rock bisa penggemar berat ataupun kolektor. Ada juga pedagang kaset online yang membeli kaset untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi lagi.

Sedangkan yang membuat harga kaset melambung karena tingginya permintaan sementara pemilik kaset memilih mengoleksinya. "Udah mulai banyak yang ngerti kalau kaset tersebut mahal, jadi pemilik tahan harga," ujarnya.

Kios kaset bekas Cihapit biasa mendapatkan barang dari pemilik kaset, misalnya dari anak yang mewarisi kaset dari orangtuanya. Selain itu, kios ini juga mendapatkan kaset dari kolektor, barang loak. Pernah juga mendapat kaset dari orang yang kebanjiran.

Kaset lain yang jadi buruan adalah kaset grunge, terutama Nirvana, serta musik-musik Britpop seperti Oasis dan Blur. Harga kaset musik era 90-an tersebut dijual Rp 25 ribu.

Jejen menjelaskan, penjualan kaset bekas tergantung musim. Tiga tahun sebelumnya musik-musik Britpop tidak laku. "Barangnya sampai numpuk. Tapi dua tahun ini banyak yang nyari," katanya.

Kaset-kaset indie dan alternatif juga memiliki penggemar tersendiri. Namun seperti biasa, begitu ramai peminat, jumlah barang selalu kosong.

Tag Terkait