Kampung Bamboo Bandung, terapi stres dari bambu

user
Muhammad Hasits 03 Desember 2015, 15:40 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jenuh dengan suasana kota? Kampung Bamboo Bandung menawarkan terapinya, yakni wisata berbasis pendidikan lingkungan. Mengusung konsep kearifan lokal dari pohon bambu, wisatawan diajak mencintai alam.

Kampung Bamboo menempati berbukit seluas delapan hektare di Jalan Padasuka, sekitar lima kilometer dari Saung Angklung Udjo. Kampung ini memiliki sejumlah gubuk-gubuk bambu di tengah hutan bambu, jati, mahoni, pinus, rambutan, duren, lengkeng, jambu air, jambu batu, cengkeh, manggis, kopi arabika.

Pengelola Kampung Bamboo, Mas Yono, menjelaskan bambu media utama bagi program wisata edukasi. Menurutnya, masyarakat Indonesia memiliki hubungan dekat dengan bambu yang biasa dipakai untuk keperluan sehari-hari, bercocok tanam, bahan bangunan, mainan anak hingga alat musik seperti angklung yang sudah ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Ia menyebutkan, banyak generasi terdahulu yang memiliki kenangan lewat permainan tradisional berbahan bambu. Kenangan tersebut berusaha dihidupkan kembali dalam konsep wisata edukatif berbasis lingkungan.

Kita mengajak bernostalgia, bermain dengan permainan tradisional berbahan bambu, misalnya melewati jembatan sebatang bambu yang membentang di atas kolam ikan mas dan rakit bambu, kata Mas Yono kepada Merdeka Bandung beberapa waktu lalu.

Lewat konsep permainan bambu, masyarakat diharapkan memahami pentingnya melestarikan pohon, khususnya bambu. Ia menjelaskan, bambu sangat membantu memperbaiki kondisi lingkungan, menjadi resapan air, mencegah longsor, produsen oksigen.

Paket wisata Kampung Bamboo pendidikan lingkungan, outbound, camping dan konservasi bambu. Paket-paket tersebut diselingi game modern seperti high impact, flaying fox, low impact, ice breaking, fun games. Pada paket konservasi bambu, wisatawan diajari cara menanam bambu.

Mas Yono menuturkan, Kampung Bamboo merupakan wisata edukasi yang dirintis sejak 2006. Jumlah kunjungan setiap minggunya mencapai 100 orang atau lebih, mereka berasal dari sekolahan hingga perusahaan.

Banyak perusahaan yang membawa anak buahnya ke sini. Lewat game bersama akan terbangun kekompakan antar karyawan. Jadi wisata edukasi ini bisa menjadi terapi stres, katanya.

Kredit

Bagikan